Guna mencegah penyebaran penyakit athrax, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melarang masuknya sapi dari Jawa Tengah. Sejak awal bulan juni, petugas dari Dinas Peternakan Jawa Timur menjaga ketat daerah perbatasan guna mencegah masuknya sapi dari Jawa Tengah. Larangan terhadap sapi dari Jawa Tengah ini bersifat sementara. Larangan ini akan berakhir kalau ada pernyataan resmi tentang berakhirnya wabah anthrax dari Dinas Peternakan Jawa Tengah. Kotoran sapi yang terkena anthrax bisa menjadi media penyebaran penyakit tersebut. Penyakit ini juga bisa menyebar lewat udara. Pemerintah sudah berupaya agar sapi-sapi yang kemungkinan telah terjangkit penyakit anthrax tidak melewati wilayah Jawa Timur.
Selama ini lalu lintas sapi dari Jawa Tengah ke Jawa Timur biasanya melewati daerah perbatasan seperti Ngawi dan Tuban. Pedagang biasa membawa sapi dari Jawa Tengah ke Jawa Timur untuk diseberangkan ke Kalimantan. Karena itu banyak petugas yang berjaga-jaga mengawasi arus trnasportasi ternak terutama di daerah perbatasan. Namu, tidak semua pintu masuk ke Jawa Timur bisa diawasi. Oleh karena itu, pihak Dinas Peternakan juga menyiapkan vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit anthrax. Di Jawa Timur, populasi sapi saat ini mencapai sekitar 4 juta ekor. Sebagian besar merupakan sapi potong. Dengan jumlah tersebut, selama ini Jawa Timur mampu memenuhi kebutuhan akan daging sapi. Tahun lalu, Jawa Timur bahkan bisa surplus 33 ton daging sapi. Tingkat produksi sapi itu akan bisa terus ditingkatkan jika sapi-sapi yang ada terbebas dari penyakit, termasuk anthrax. Gubernur Jawa Timur Soekarwo juga mendukung upaya pencegahan penyebaran penyakit anthrax tersebut. Ia menginstruksikan agar Dinas Pertanian mengawasi wilayah perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur.
Berdasar temuan tim di lapangan, kronologi penyebaran wabah dimulai dari adanya seekor sapi yang sakit pada akhir Januari 2011 di Boyolali Jawa Tengah yang dekat dengan perbatasan Jawa Timur. Oleh pemiliknya sapi tersebut dipotong untuk dikonsumsi sendiri dagingnya dan sebagian lagi dijual ke pasar. Laporan pertama tentang dugaan penyebaran wabah anthrax datang dari seorang bidan di daerah tersebut. Di dalam laporan tertanggal 12 Februari 2011 itu disampaikan kasus-kasus dengan kelainan kulit tertentu. Tim menemukan ada 9 kasus dengan keropeng di kulit. Sembilan orang penderita keropeng di kulit itu lantas mendapatkan pengobatan. Sebagian dari mereka kondisinya membaik, tetapi sebagian lagi dirujuk ke RS Moewardi untuk evaluasi lebih lanjut. Contoh jaringan juga telah diperiksa, namun sejauh ini belum disampaikan hasilnya. Untuk mencegah penyebaran lebih luas, kepada warga setempat telah diberikan penyuluhan untuk kesehatan lingkungan dan pentingnya mencuci tangan. Dinas Peternakan setempat melakukan penanggulangan pada ternak berupa tes serologi, desinfeksi pada kandang dan lingkungan, pengobatan dan vaksinasi pada ternak. Dampak kesehatan yang ditimbulkan bakteri anthrax terhadap manusia tidak hanya berupa keropeng kulit yang berwarna hitam. Tapi juga bisa menyerang pencernaan yang menular melalui makanan dan paru-paru yang menular akibat menghirup udara mengadung spora bakteri. Disitulah awal mula tersebarnya wabah antrhax hingga terjadi pelarangan sapi dari Jawa Tengah yang masuk ke kawasan Jawa Timur.
|
Gambar 1. Anthrax bentuk kulit (manusia) |
|
Gambar 2.Bacillus Ahthracis |
Penyakit anthrax adalah Penyakit hewan menular yang menyerang berbagai ternak (terutama sapi/kerbau/kambing/kuda), yg dapat ditularkan dari hewan ke manusia, dan disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Gejala klinis pada ternak, yaitu :
Bentuk Perakut : sesak nafas, paha gemetar, rubuh dan kejang-kejang, mendadak mati karena perdarahan otak, pada ( sapi, domba dan kambing ) bisa terjadi kematian tanpa menunjukkan gejala penyakit.
Bentuk Akut (cepat)pada sapi dan domba : mula-mula demam s/d 41,5 °C, gelisah, sesak nafas, detak jantung lemah, kejang dan pederita segera mati, Keluar darah kehitaman berbau busuk yg tdk bisa membeku dari lubang2 (hidung, mulut, telinga, anus dan alat kelamin). Ciri-ciri daging anthrax, dagingnya berwarna merah kebiruan dan jika diiris/disayat akan keluar darah yang tidak dapat membeku.
Penyakit ini juga dapat menular ke manusia melalui Kontak langsung antara kulit yang terluka dengan hewan/bhn asal hwn/tanah/rumput yg mengandung spora Anthrax, terhirup spora bakteri Anthrax (bakteri akan langsung membentuk spora jika terkena / terjadi kontak langsung dg udara),Mengkonsumsi daging hewan yg mengandung spora Anthrax, Gigitan vektor/pembawa kuman Anthrax, misalnya: Lalat Tabanus sp. Gejala klinis pada manusia, yaitu :
- Bentuk Kulit:
- Gatal, tumbuh bungkul2 merah pucat yg brkembang jd kehitaman (seperti melepuh) yg berisi cairan bening merah.
- Pecah jd keropeng2, nyeri
- Bisa menyebabkan kematian jika infeksi meluas.
- Dengan pengobatan segera, bisa disembuhkan.
- Bentuk Pencernaan: Mual, muntah, demam, kram perut, diare berdarah s/d kematian
- Bentuk Pernafasan: Demam, sesak nafas, sakit dada -- bisa meninggal jika kekurangan oksigen
- Bentuk Syaraf: Kejang2
Penularan pada hewan/ ternak, disebabkan darah dan kotoran penderita Anthrax yangmencemari tanah. Ternak makan rumput yang mengandung tanah yang tercemar spora Anthrax. Sedangkan penularan melalui kontak langsung dg hewan penderita Anthrax tidak biasa terjadi. Kerugian/ dampak sosial ekonomi bagi daerah yang terkena anthrax :
1. Dapat menular kepada manusia (zoonosa), dan bisa menyebabkan kematian pada manusia.
2. Terjadi angka kematian yang tinggi pada ternak.
3. Spora bakteri dapat bertahan s/d 70 thn di dalam tanah – sekali terkena berarti ancaman jangka panjang utk ternak dan manusia.
4. Daerah tertular tidak boleh mengeluarkan ternaknya untuk jangka waktu yang panjang. (vie)
Source :
http://news.detik.com/read/2011/02/27/163734/1580656/10/kemenkes-terus-pantau-wabah-anthrax-di-boyolali
http://peternakan.malangkab.go.id/newsdetail.php?id=46
http://regional.kompas.com/read/2011/02/24/18213037/Anthrax.Jatim.Larang.Sapi.dari.Jateng