Jumat, 01 Juni 2012

KUNJUNGAN KE KOPERASI SUSU PERAH NONGKOJAJAR

0 komentar

Sabtu pagi, 26 Mei 2012 Improve Kertas bersama anggota Improve Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya lainnya baik angkatan 2009, 2010, dan 2011 berkunjung ke Koperasi Peternakan Sapi Perah Setia Kawan, Nongkojajar, Kabupeten Pasuruan. Kunjungan ini telah dipersiapkan dengan matang kurang lebih beberapa minggu oleh Ketua Pelaksana Jefri Hardyanto bersama staf panitia yang lain. Diadakannya acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman secara langsung dari lapangan kepada seluruh mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya, khususnya di bidang ternak besar dan untuk menjalin hubungan yang baik dengan instansi-instansi yang berperan dalam dunia kedokteran hewan di luar kampus. Sebelum pemberangkatan, dilakukan apel bersama di depan halaman Kampus Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya sekitar pukul 07.00 WIB sekaligus briefing seputar kegiatan yang akan dilaksanakan di KPSP Setia Kawan Nongkojajar tersebut. Setelah apel, pemberangkatan dengan menggunakan tiga truk TNI bersama dua dosen pembimbing, drh. Handayu Untari dan drh. Ani. Perjalanan dari kampus Universitas Brawijaya Malang sampai lokasi kunjungan KPSP Setia Kawan Nongkojajar Pasuruan sekitar satu setengah jam, mengingat jalanan menuju lokasi berkelok-kelok melewati perbukitan.

Setelah sampai di KPSP Setia Kawan, rombongan disambut baik oleh pengurus KPSP. Pada saat kunjungan, secara kebetulan bersamaan dengan diadakannya acara training beberapa delegasi calon inseminator BBIB (Balai Besar Inseminasi Buatan) Singosari dari berbagai wilayah Indonesia. Acara yang pertama setelah penyambutan, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Bapak Haryanto dengan penuh semangat mengenai profil KPSP Setia Kawan Nongkojajar lengkap dengan kinerja dan kontribusinya dalam pembangunan daerahnya. KPSP Setia Kawan ini merupakan koperasi terbesar di provinsi Jawa Timur. Hasil utamanaya adalah susu sapi segar. Berada di lereng sebelah barat Pegunungan Tengger di ketinggian 400-2000m, wilayah kerja KPSP ini meliputi 12 desa yang termasuk pada kecamatan Tutur Nongkojajar. Kehadiran KPSP dari Nongkojajar didahului oleh sejarah panjang penuh perjuangan dan tantangan. Berdirinya Koperasi ini dikarenakan adanya permintaan untuk pemenuhan konsumsi susu segar pada jaman penjajahan Belanda pada tahun 1911. Melalui usaha peternakan sapi perah KPSP Setia Kawan berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan berpartisipasi membangun ekonomi kerakyatan, menjadi badan usaha yang kredible bagi anggota dan masyarakat serta siap menghadapi tantangan lingkungan ekonomi global yang mengedepankan ekonomi kerakyatan dan mendukung kelestarian lingkungan. Pada tahun 1977, 8 koperasi bergabung atas nama KPSP Setia Kawan. 2 tahun kemudian, mereka bekerja sama dengan Nestle untuk mempromosikan susu segar. Tingkat produksi saat ini telah meningkat secara signifikan dan sekarang mampu meng-output sekitar 50,000-60,000 liter perharinya.

Prestasi KPSP Setia Kawan amat mengesankan ketika mereka menerima Koperasi Teladan Utama Nasional pada 1989; dan lagi pada tahun 1992-1997; penghargaan Koperasi Berprestasi Tingkat Nasional pada 1999; dan pada tahun 2007 mendapatkan Piagam Bintang Keamanan Pangan, Juara 1 Lomba Hygiene Sanitasi Tempat Penampungan susu Tingkat Jawa Timur dan International Best Executive Citra Awards dari Asian Programme Consultant. KPSP Setia Kawan telah menunjukkan potensi besar yang membuka jalan kemitraan dengan BIRU (Biogas Rumah) Jawa Timur dalam mengembangkan program biogas domestik. Pelatihan juga diadakan bagi para pengguna untuk operasional dan perawatan unit BIRU yang benar. Dengan mengetahui kemajuan teknologi terbaru, mereka berharap informasi tersebut akan terbukti bermanfaat menjadi penggerak roda perekonomian di pedesaan, sekaligus melaksanakan praktek bisnis yang ramah lingkungan.

Selain materi seputar profil dan profil tentang KPSP Setia Kawan yang disampaikan oleh Bapak Hariyanto. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke tempat laboratorium pengujian kelayakan susu segar oleh Ibu Emi yang berada di lantai bawah aula KPSP. Penyampaian hal-hal pemeriksaan standardisasi susu segar yang dibawa ke KPSP akan di uji di laboraturium ini menggunakan peralatan yang canggih dan sesuai standar mulai dari uji organoleptik, uji berat jenis, PH, dan mikrobiologisnya. Susu yang tidak layak akan diberi indikasi dari pewarna kue agar tidak kembali disetorkan ke KPSP. Untuk itu diwarnai dengan pewarna kue, agar tetap dapat dibuat pakan ternak atau olahan yang lain. Kelayakan susu di sini sangat dijaga demi kepercayaan dan kesehatan konsumen.

Setelah dari laboratorium pemeriksaan susu. Peserta kunjungan beristirahat dan kembali melanjutkan kunjungan ke peternakan yang dikelola oleh KPSP Setia Kawan yang berada tidak jauh dari lokasi kantor KPSP. Di peternakan ini, peserta dapat belajar untuk manajemen pengelolaan sapi perah produktif dan sapi pada masa kering. Sapi yang bunting maupun sapi yang masih pedet, serta pemanfaatn limbah untuk biogas yang bermanfaat bagi penduduk sekitar guna meminimalisir pencemaran lingkungan. Selain manajemen pengelolaan, sapi yang produktif. Penyakit yang umum diderita oleh sapi-sapi di peternakan ini adalah mastitis dan penyakit parasit cacing. Karena itu KPSP Setia Kawan ini memiliki petugas mdis dari dokter hewan dan rekan paramedis yang membantu, mempunyai program vaksinasi dan pengobatan gratis secara rutin untuk sapi-sapi milik anggota KPSP yang meruapak warga setempat. Kunjungan di peternakan ini berakhir pukul 14.00 WIB dan rombongan berpamitan kepada Bapak Hariyanto dan Bapak Zainul selaku pengurus inti KPSP Setia Kawan Nongkojajar Pasuruan. Perjalan kembali ke kampus Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang berajalan lancar dan selamat sampai tujuan. Setelah kembali dari kunjungan ini, peserta diharapkan mendapat pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat, sehingga memiliki gambaran di dunia lapangan utamanya dalam bidang ternak besar. (vie)
KPSP dari luar dimana didepannya ada pasar
Pengarahan 
Mesin Pemerahan susu yang Hi-Tech sehingga jumlah kontaminasi
bisa diminimalisir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar