Jumat, 05 Oktober 2012

WOW! Metode Punyakoti

0 komentar

“Punyakoti” mungkin agak asing ditelinga kita metode ini digunakan untuk mendeteksi kebuntingan sapi dengan menggunakan urine. Metoda punyakoti adalah sebuah metoda pemeriksaan kebuntingan ternak sapi menggunakan urine yang pernah dilakukan di sebuah veterinary college di Bangalore India. Teknik ini ternyata meniru dokter di Mesir sekitar 4000 tahun lalu, di mana disebutkan bahwa seorang perempuan yang akan didiagnosis kehamilannya diminta untuk kencing di kantong kain yang berisi biji gandum. Perempuan tersebut didiagnosis hamil apabila biji gandum dalam kantung yang dikencingi tumbuh dalam waktu 5 hari dan tidak hamil bila biji gandumnya tidak tumbuh (Istiana, 2010). Namun untuk ternak sapi hasilnya kebalikan dari manusia, jika biji gandum tumbuh dalam 5 hari maka ternak tersebut dinyatakan tidak bunting dan sebaliknya. Uji ini cukup murah, mudah, sederhana, tidak invasif dari sudut pandang kesejahteraan hewan dan tidak memerlukan bahan kimia atau alat yang canggih. Peternak yang ada di daerah terpencil yang akses terhadap dokter hewan begitu terbatas bisa memanfaatkan uji punyakoti untuk mendiagnosis kebuntingan hewan ternaknya.

Pada uji Punyakoti, ada senyawa lain yang menyusun urine yang digunakan untuk menentukan kebuntingan baik pada manusia maupun sapi (ruminansia). Selain urea dan asam urat yang dikeluarkan oleh urine sapi, bagian terpenting yang menentukan dalam uji Punyakoti ini adalah hormon tumbuhan yang disebut abscisic acid (ABA). Sedangkan hormon progesteron dan estrogen yang tergandung dalam urine tidak mempengaruhi uji ini, karena kedua hormon ini tidak mempengaruhi perkecambahan biji. Pada ternak sapi dilakukan dengan mengencerkan 1 ml urine sapi dengan 14 ml air di cawan petri yang berisi kertas saring dan 15 biji gandum. Juga disiapkan kelompok kontrol berisi air 15 ml. Setelah 5 hari dilihat pertumbuhan biji gandum yang sudah direndam dalam larutan urine sapi tadi. (rrw)

Read more...