Kamis, 02 Februari 2012

Antara daging sapi lokal dan daging sapi import?

0 komentar

Menurut hitung-hitungan Kementerian Pertanian pada tahun 2012, konsumsi daging nasional diperkirakan mencapai 480.000 ton. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dibutuhkan sapi lokal maupun eks impor sekitar 2,6 juta ekor. Hasil sensus Badan Pusat Statistik 2011 kemarin, sapi dalam negeri mencapai 14,6 juta ekor. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,6 juta ekor yang potensial untuk dipotong. Dengan kata lain populasi sapi dalam negeri cukup untuk penuhi kebutuhan daging nasional. Namun menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Feedlot Indonesia (Apfindo), Joni Liano dari 2,6 juta ekor sapi yang potensial dipotong 1,4 juta ekor di antaranya adalah jantan dewasa dan 1,2 juta betina di atas usia enam tahun (produktif). ”Dari jumlah sapi betina ini yang bisa dipotong hanya 50% atau sebanyak 600.000 ekor. Jadi total sapi dalam negeri yang bisa dipotong sebenarnya hanya 1,9 juta ekor atau setara 340.000 ribu ton,” tegasnya.

Namun menjelang akhir tahun, harga daging sapi lokal tercatat semakin mengalami kenaikan. Sehingga harga daging impor semakin jauh lebih murah dibandingkan daging lokal.  Penurunan kuota impor sapi membuat para pengusaha yang bergerak dalam penggemukan sapi dan distribusi daging sapi kesulitan memperoleh dari pasar lokal. Harga daging pun naik. Misalnya Rahman, pedagang daging di Pasar Klender, Jakarta Timur ini mengatakan, harga daging lokal terus beranjak naik. "Jadi awalnya itu Rp 60 ribu tapi dua minggu ini naik Rp 10 ribu, jadi sekitar Rp 70 ribu," ujarnya. Menurutnya mskipun harga daging impor lebih murah dibandingkan daging lokal, Rahman menyatakan kualitas daging impor ini lebih rendah dibandingkan daging sapi dalam negeri. "Daging lokal ini kan lebih segar," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan harga daging lokal justru mulai beranjak turun jika dibandingkan minggu lalu sehingga diharapkan hingga akhir tahun diharapkan bisa stabil. "Daging itu sekarang sekitar Rp 65-70 ribu per kilo dibandingkan beberapa minggu lalu, sempat naik ke Rp 75 ribuan dan umumnya daging lokal," pungkasnya. Dengan demikian lanjut Joni, kebutuhan impor agar produksi sapi dalam negeri lestari adalah sebanyak 140.000 ton pada tahun 2012 ini. ”Sekarang ini pemerintah tetapkan impor hanya 85.000 ton dengan rincian 51.000 ton (setara 283.000 ekor) dalam bentuk impor sapi bakalan dan 34.000 ton impor daging,” tambahnya. Akibat penurunan kuota sapi dan daging sapi impor itu, Sekjen Dewan Daging Nasional (DDN) Jody Koesmendro mengatakan banyak kandang milik perusahaan anggota DDN yang tidak terpakai. ”Rata-rata kandang yang termanfaatkan hanya 25 persen,” tambahnya.

Refrensi
http://www.sinartani.com/Ternak/pengusaha-kesulitan-penuhi-daging-sapi-dari-pasar-lokal.html
http://finance.detik.com/read/2011/12/22/145019/1797668/4/harga-daging-sapi-lokal-makin-mahal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar