Jumat, 23/12/2011, 01:04 WIB
Pihak berwenang di Taiwan pada hari Kamis (22/12/2011) mengatakan bahwa mereka telah melakukan pembantai terhadap hampir 1.000 babi, hal ini di karenakan adanya menyusul wabah penyakit mulut dan kuku terburuk di pulau itu lebih dari 14 tahun lamanya.
Hal kerusuhan yang terjadi ini di karenakan keburukan suatu pulau yang tidak mampu mengatasi wabah penyakit yang agen penyakitnya berawal dari hewan, wabah itu adalah penyakit mulut dan kuku, yang di di percayai oleh masyarakat tersebut adalah wabah terburuk karena juga terjadi 14 tahun terahkir ini dan belum bebas dari wabah tersebut.
Babi-babi itu dibantai pada awal pekan tahun terahkir dari tahun 2011 . Di sebuah peternakan di kota selatan Taiwan setelah menunjukkan gejala-gejala penyakit itu dan cara mengatisipasinya adalah membunuh babi yang tak berdosa untuk mati.
tetapi menurut dari hasil survey dinyatakan bahwa secara keseluruhan, 983 dari 2.667 babi di peternakan itu dimusnahkan dan sisanya divaksinasi, kata Biro Pemeriksaan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan serta Karantina negara itu dalam satu pernyataan . Tetapi dari kebanyakan bahwa banyak babi yang di bantai karena untuk mengendalikan dari wabah penyakit mulut dan kuku, walaupun banyak babi yang di bantai tetapi ada sedikit babi yang memang di obati dengan vaksinasi , hal ini di mungkinkan karena untuk mempertahankan populasi babi yang berada di peternakan suatu Negara tersebut.
Tidak ditemukan gejala-gejala penyakit mulut dan kuku sejauh ini pada hewan-hewan di 11 peternakan lainnya di radius tiga kilometer dari wilayah yang di curigai bahwa terkena penyakit mulut dan kuku itu, katanya dari suatu pernyataan . Lebih dari tiga juta ekor babi dibantai pada tahun 1997 sehubungan dengan epidemi penyakit mulut dan kuku itu.
Virus yang sangat menular itu mempengaruhi sapi, babi, domba dan ternak lainnya yang berkuku-belah. Hal ini biasanya tidak fatal, tetapi wabah tersebut jelas merugikan produksi daging dan susu. Yang akan mempengaruhi dari hasil suatu ternak dari Negara tersebut dan akan mempengaruhi nilai asupan gizi yang dikomsumsi masyarakat Negara tersebut (brian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar