Senin, 06 Februari 2012

Peternak Indonesia Minim Ilmu

0 komentar
Peternakan di Indonesia sudah mulai menampakkan tampuk hidungnya. Baik peternakan unggas,hewan besar maupun peternakan hewan kesayangan yang mulai dimininati masyarakat Indonesia. Akan tetapi,peningkatan itu tidaklah sehebat negara-negara tetangga Indonesia yang hasil produksinya sudah lebih dari cukup dibandingkan peternak di Indonesia yang selalu rugi dan rugi. 

Peternak yang penulis maksud disini yaitu peternak yang individualis atau peternak kecil yang hanya memiliki sapi kecil dari 5 ekor. Itupun ada yang menernakkan sapi orang lain (bukan milik pribadi). Sebenarnya apa penyebab kerugian itu? 

Keberhasilan peternakan ditentukan oleh beberapa aspek, yaitu Breed,Lingkungan dan Manajemen. 3 kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara satu sama lain,berikut penjelasannya :

Breed merupakan bibit. Dimana dalam ilmu breeding,dasar keberhasilan ternak dinilai dari sini. Yaitu asal usul keturunan. Hasil perkawinan heterozigot atau homozigot. Pendataan Heretabilitas,bagus atau tidak. Akan tetapi,pendataan ternak individual kurang diperhatikan. Sistem perkawinan hanya asal-asalan,itupun kalau diarahkan oleh mantri yang berpengalaman. Sehingga bibitnya pun harus puas dengan bibit asal-asalan. 

Kemudian Lingkungan. Ilmu breeding menyatakan Fenotip = Genotip + Lingkungan. Jadi keunggulan gen dipengaruhi oleh lingkungan. Dimana sama sama kita ketahui,produksi sapi di lingkungan tenang dan sejuk lebih baik dibandingkan di lingkungan yang tidak tenang. Akan tetapi,di peternakan individu,khususnya sapi. Kebanyakan masyarakat membangun kandang di dekat rumah,selain tidak sehat juga mengganggu perkembangan sapinya sendiri.

Terakhir,Manajemen. Hal ini wajib sekali diperhatikan. Yaitu pengaturan peternakan. Berupa pemberian pakan dan minum,vaksin, dan lain-lainnya. Kesalahan mendasar peternak individualis yaitu pada pakan. Mereka terkesan hanya memberikan pakan seenaknya saja. Tidak menimbang nutrisi yang dibutuhkan ternak untuk mencapai produksi maksimal. Sehingga tidak bisa dipungkiri lagi,hasil ternaknya terkesan merugi.

Kemudian itu peran siapa?

Kembali lagi kepada peran. Sebenarnya inilah salah satu pekerjaan besar dokter hewan seluruh indonesia. Dimana,penyuluhan peternakan yang baik dan benar keseluruh penjuru Indonesia. Walaupun juga butuh teman dan dukungan dari para mantri (paramedis),peternakan dan badan-badan terkait lainnya. 

Sehingga terciptalah kehidupan yang sejahtera di seluruh kawasan Indonesia. Jadi kesimpulannya : Faktor keberhasilan ternak dipengaruhi oleh Breed,Lingkungan dan manajemen. Serta pentingnya peran pihak terkait dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat.(hp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar