Senin, 08 April 2013

JALITENG, JALITENG. Apa itu?

0 komentar

Jaliteng, Jaliteng, datang tak dijemput, pulang tak diantar. Eh, bukan itu!! Lalu, apa?
Mungkin sebagian dari teman-teman pernah mendengar nama JALITENG, dan mungkin sebagian besar masih sangat asing dengan hal itu. JALITENG bukan nama daerah, bukan nama permainan bahkan bukan pula nama makanan.
JALITENG berasal dari kata Jawa Timur, Bali dan Banteng, adalah nama sapi spesies baru yang diberikan oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Sapi JALITENG ini adalah spesies persilangan banteng dan sapi Bali yang dikembangkan di Taman Safari Indonesia II, Prigen, Pasuruan, Indonesia sejak bulan Juli 2012 lalu.
 “Sapi Jaliteng merupakan hasil persilangan antara induk sapi Bali betina dengan banteng jantan asal Taman Nasional Baluran,” kata Direktur Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau.
Sapi spesies baru Jaliteng itu merupakan bukti keberhasilan kerja sama antara Taman Safari Indonesia II Prigen dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dalam menyilangkan antara Sapi Bali betina dengan banteng jantan asal Taman Nasional Baluran.
Menurut Tony Sumampau, kerja sama TSI II Prigen dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur itu untuk memperbaiki genetika sapi Bali di Jawa Timur yang jumlahnya semakin tahun semakin menurun, serta kondisi fisiknya yang terus mengecil.
Tony Sumampau menyebutkan, dari 10 ekor sapi Bali yang dikawinkan dengan banteng jantan secara alami tercatat sembilan ekor bunting. Empat ekor telah melahirkan empat pedet (anak sapi) yang semuanya jenis jantan.
Pedet hasil persilangaan lahir dengan bobot rata-rata sekitar 20 kilogram atau lebih besar dibandingkan dengan pedet sapi Bali yang hanya sekitar 15 kilogram.
Jika telah dewasa nanti, semen dari pedet JALITENG akan dimanfaatkan untuk kepentingan inseminasi buatan untuk memperbaiki genetika sapi-sapi milik peternak di Jawa Timur, sedangkan banteng-banteng yang terus berkembang biak di Taman Safari Prigen nantinya akan dilepasliarkan ke habitat aslinya di Taman Nasional Baluran.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, memberikan apresiasi kepada Taman Safari Indonesia II Prigen dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur yang telah berhasil menyilangkan Sapi Bali dan Banteng. “Ini merupakan keberhasilan pertama kali di tingkat dunia,” kata Gubernur Jawa Timur yang akrab disapa Pakde Karwo itu.
Menurut Pakde Karwo, sebagai varietas baru, sapi Jaliteng punya banyak keunggulan. Di antaranya, bobot saat lahir bisa mencapai 20 kg, padahal sapi biasa hanya 14 kg. Sementara  bobot maksimal saat usia dewasa bisa mencapai 1 ton. Ini berarti setiap harinya, Jaliteng mengalami kenaikan berat sebesar 0,06 kg. Padahal,  umumnya berat maksimal Sapi Bali hanya 300 kg.
Jaliteng bisa disembelih ketika berusia 2-3 tahun untuk pejantannya, sedangkan betina bisa dikembangbiakkan lagi. "Ini tentu sangat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tegas Pakde.
Selain punya bobot yang luar biasa, Jaliteng juga mempunyai keunggulan lain, yakni tahan dari serangan penyakit yang sering menyerang sapi pada umumnya. Dia mampu bertahan dari serangan penyakit antrax, mulut, kuku yang selama ini masih belum ditemukan pencegahan yang benar-benar sukses.
Jaliteng juga sanggup hidup di daerah tropis, terutama ketika musim kemarau tiba. Bahkan sapi jenis ini juga dapat memakan rumput yang kering.
Pakde Karwo juga mengungkapkan, sapi spesies baru JALITENG yang merupakan hasil persilangan antara Sapi Bali betina dan banteng jantan itu akan dipatenkan.“Jepang juga telah mempunyai niat serupa, karena itu kami akan mematenkan keberhasilan persilangan itu agar kekayaan plasma nutfah Indonesia tidak dicuri bangsa lain,” katanya. 
Sadewo, nama pedet kelahiran pertama spesies Jaliteng

Sumber : Antara, Tribun News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar