Jaliteng,
Jaliteng, datang tak dijemput, pulang tak diantar. Eh, bukan itu!! Lalu, apa?
Mungkin sebagian dari teman-teman
pernah mendengar nama JALITENG, dan mungkin sebagian besar masih sangat asing
dengan hal itu. JALITENG bukan nama daerah, bukan nama permainan bahkan bukan
pula nama makanan.
JALITENG
berasal dari kata Jawa Timur, Bali dan Banteng, adalah nama sapi spesies baru
yang diberikan oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Sapi JALITENG ini adalah
spesies persilangan banteng dan sapi Bali yang dikembangkan di Taman Safari
Indonesia II, Prigen, Pasuruan, Indonesia sejak bulan Juli 2012 lalu.
“Sapi Jaliteng merupakan hasil persilangan
antara induk sapi Bali betina dengan banteng jantan asal Taman Nasional
Baluran,” kata Direktur Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau.
Sapi spesies
baru Jaliteng itu merupakan bukti keberhasilan kerja sama antara Taman Safari
Indonesia II Prigen dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dalam
menyilangkan antara Sapi Bali betina dengan banteng jantan asal Taman Nasional
Baluran.
Menurut Tony Sumampau, kerja sama TSI
II Prigen dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur itu untuk memperbaiki
genetika sapi Bali di Jawa Timur yang jumlahnya semakin tahun semakin menurun,
serta kondisi fisiknya yang terus mengecil.
Tony Sumampau
menyebutkan, dari 10 ekor sapi Bali yang dikawinkan dengan banteng jantan
secara alami tercatat sembilan ekor bunting. Empat ekor telah melahirkan empat
pedet (anak sapi) yang semuanya jenis jantan.
Pedet hasil persilangaan lahir dengan
bobot rata-rata sekitar 20 kilogram atau lebih besar dibandingkan dengan pedet
sapi Bali yang hanya sekitar 15 kilogram.
Jika telah dewasa nanti, semen dari pedet
JALITENG akan dimanfaatkan untuk kepentingan inseminasi buatan untuk memperbaiki
genetika sapi-sapi milik peternak di Jawa Timur, sedangkan banteng-banteng yang
terus berkembang biak di Taman Safari Prigen nantinya akan dilepasliarkan ke
habitat aslinya di Taman Nasional Baluran.
Gubernur Jawa
Timur, Soekarwo, memberikan apresiasi kepada Taman Safari Indonesia II Prigen
dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur yang telah berhasil menyilangkan Sapi
Bali dan Banteng. “Ini merupakan keberhasilan pertama kali di tingkat dunia,”
kata Gubernur Jawa Timur yang akrab disapa Pakde Karwo itu.
Menurut Pakde Karwo, sebagai varietas baru, sapi Jaliteng
punya banyak keunggulan. Di antaranya, bobot saat lahir bisa mencapai 20 kg,
padahal sapi biasa hanya 14 kg. Sementara bobot maksimal saat usia dewasa
bisa mencapai 1 ton. Ini berarti setiap harinya, Jaliteng mengalami kenaikan
berat sebesar 0,06 kg. Padahal, umumnya berat maksimal Sapi Bali hanya
300 kg.
Jaliteng
bisa disembelih ketika berusia 2-3 tahun untuk pejantannya, sedangkan betina
bisa dikembangbiakkan lagi. "Ini tentu sangat membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat," tegas Pakde.
Selain
punya bobot yang luar biasa, Jaliteng juga mempunyai keunggulan lain, yakni
tahan dari serangan penyakit yang sering menyerang sapi pada umumnya. Dia mampu
bertahan dari serangan penyakit antrax, mulut, kuku yang selama ini masih belum
ditemukan pencegahan yang benar-benar sukses.
Jaliteng
juga sanggup hidup di daerah tropis, terutama ketika musim kemarau tiba. Bahkan
sapi jenis ini juga dapat memakan rumput yang kering.
Pakde
Karwo juga mengungkapkan, sapi spesies baru JALITENG yang merupakan hasil
persilangan antara Sapi Bali betina dan banteng jantan itu akan
dipatenkan.“Jepang juga telah mempunyai niat serupa, karena itu kami akan
mematenkan keberhasilan persilangan itu agar kekayaan plasma nutfah Indonesia
tidak dicuri bangsa lain,” katanya.
Sadewo, nama pedet kelahiran pertama spesies Jaliteng |
Sumber : Antara, Tribun News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar