Sistem pencernaan hewan ruminansia berbeda dengan sistem pencernaan hewan monogastrik. Alat pencernaan hewan ruminansia terdiri dari organ utama dan organ asesori. Organ utamanya yaitu mulut, pharynx, oesophagus, susunan lambung yang teridir atas rumen, retikulum, omasum dan abomasum, dan usus yang terdiri atas duodenum, ileum, jejunum, colon, caecum dan rectum, berakhir di anus.
Kali ini yang tidak akan dikupas satu per satu mengenai masing-masing sistem kerja, fungsi dan lain sebaginya pada organ tersebut. Pembahasan hanya mengenai sesuatu yang unik dan menarik yaitu bakteri di dalam rumen.
Perkembangan bakteri rumen di alam sangat terbatas karena bakteri dalam rumen dapat berkembang apabila mempunyai kondisi lingkungan yang tetap dan mirip dengan kondisi dalam rumen. Secara morfologis bakteri rumen dibagi dua kelompok yakni kelompok berbentuk coccus dan kelompok yang berbentuk batang dan spiral. Masing-masing kelompok dibagi dua yakni bakteri gram + dan gram - . Pada mikroorganisme berbentuk coccus terdapat bakteri gram negatif yang aerob yaitu Lampropedia, sedangkan sisanya umumnya anaerob.
Berikut ini merupakan fungsi bakteri di dalam rumen yaitu
1. Kelompok pencerna selulose, bakteri ini mempunyai kemampuan biokimia untuk menghasilkan selulase yang dapat menghidrolisa selulose. Contohnya yaitu Ruminococcus albus, Ruminococcus flavefaciens, Clostridium lockheadii.
2. Kelompok bakteri pencerna hemiselulose, contohnya yaitu Bactroides ruminicola, Lachnospira multiparus.
3. Kelompok pencerna pati, contohnya yaitu Sterptococcus bovis, Selomonas ruminantium, Bacteroides amylophillus.
4. Kelompok bakteri pencerna gula, umumnya bakteri yang mampu mencerna polisakarida juga mampu mencerna disakarida dan monosakarida. Di dalam rumen hewan muda terdapat banyak mikroorganisme yang merombak laktose.
5. Bakteri proteolitik, contohnya yaitu Clostridium sporogenes, Bacillus licheniformis
6. Bakteri pembentuk amonia, klas ini merupakan duplikasi dalam beberapa hal dengan bakteri proteolitik. Amonia yang dibentuk merupakan produk yang penting untuk bakteri lain maupun untuk induk semang. Contohnya yaitu Selomonas ruminantium, Bacteroides ruminicola.
7. Bakteri pembentuk metan, contohnya yaitu Metanobacterium ruminantium dan M. formicium.
8. Bakteri lipolitik, bakteri ini mampu menghidrolisa lemak menjadi glycerol ditambah asam lemak.
9. Bakteri pembentuk vitamin
10. Kelompok bakteri yang memanfaatkan asam, beberapa mikrooganisme yang mencerna asam laktat meskipun pada umumnya pada kondisi normal tidak terdapat dalam rumen, kecuali pada kondisi tidak normal.
Bakteri rumen telah beradaptasi untuk hidup pada kondisi fisik rumen yang relatif tetap yakni Ph 5,5 – 7,0 , anaerob atau ada oksigen tetapi sangat sedikit, suhu 39-40°C dan pada konsentrasi produk fermentasi yang kontinu, walaupun tidak banyak. Karena kondisi fisik yang relatif tetap setiap saat tersebut, maka rumen merupakan habitat bakteri yang sangat baik.
Sekian dulu utak utik mengenai bakteri rumen semoga bermanfaat dan semakin menambah wawasan anda. (rrw)
Referensi:
Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak. Bandung: Widya Padjajaran.
1 komentar:
artikelnya sangat membantu
Posting Komentar