Kerbau merupakan binatang
memamabiak yang masih termasuk dalam subkeluarga bovinae dengan spesies
yaitu Bubalus bubalis. nah kerbau
biasanya hanya dipandang sebagai hewan ternak dan sering kali ditemukan
berkubang lumpur di sawah, namun lain halnya dengan kerbau yang satu ini yaitu
kerbau khas dari Tana Toraja di Provinsi Sulawesi Selatan. Kerbau yang biasanya
dinamakan dengan tedong bonga atau kerbau belang ini ditemukan di sekitar
kehidupan sehari-hari masyarakat Toraja. Bagi mereka, kerbau memiliki posisi
istimewa dan menjadi salah satu simbol prestise dan kemakmuran. Nah mau tau
ceritanya lebih lanjut simak ya J.
Gambar 1. Foto Kerbau tedong bonga khas Tana Toraja
Kerbau tedong bonga atau kerbau
belang merupakan Kerbau yang sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Toraja.
Kerbau albino belang jenis bubalus bubalis atau kerbau lumpur, banyak dijumpai
di Tana Toraja. Bagi mereka, kerbau memiliki posisi istimewa dan menjadi salah
satu simbol prestise dan kemakmuran. Dalam upacara adat Toraja seperti Rambu
Solo, kerbau memegang peranan sebagai peranti utama. Kerbau digunakan sebagai
alat pertukaran sosial dalam upacara tersebut. Jumlah kerbau yang dikorbankan
menjadi salah satu tolok ukur kekayaan atau kesuksesan anggota keluarga yang
sedang menggelar acara. Kebanggaan akan hal tersebut terlihat dari jumlah
tanduk kerbau yang dipasang pada bagian depan tongkonan (rumah tradisional
Toraja) keluarga penyelenggara upacara Rambu Solo.
Hewan besar cantik yang satu ini
harganya bisa mencapai Rp 300 juta loh! Waah luar biasa mahalnya bukan. Harga
tersebut ditentukan dari ragam corak dan kemulusan kulit. Maka tak heran tedong
bonga sering disebut kerbau raja. Dalam suatu web dinyatakan bahwa perawatan
tedong bonga berjenis saleko atau belang seluruh badan ini memang bak raja.
Tiga kali seminggu kerbau bernama artis dua ini ditemani berendam selama tiga
jam. Seluruh badan juga diberi shampo agar bulu-bulu tidak rontok. Rumput yang
diberikan harus segar. Sang kerbau pun cukup tunggu di kandang karena semua
akan dilayani perawat kerbau. Tak heran jika kerbau berusia sembilan tahun itu
bisa memiliki berat 700 kilogram. Namun tak hanya itu kandang kerbau juga
diasapi rumput basah, hal ini bertujuan menjaga kerbau dari gigitan nyamuk.
Ciri khas ‘Kebo Toraja’ yang
biasanya juga merupakan sebagai kerbau petarung (fighter) ini ototnya keras
tapi agak langsing. Bentuk fisik kerbau lainnya yang oleh masyarakat Toraja
disebut tedong itu berbeda dengan yang banyak ditemukan di kawasan lainnya.
Kerbau Toraja rata-rata berbadan kekar dan beberapa di antaranya memiliki kulit
belang serta tanduk memanjang. Dengan berbagai keistimewaan tersebut, tidak
heran jika harga seekor kerbau yang kondisi fisiknya dinilai sempurna oleh
masyarakat setempat. Lalu agar tubuh kerbau menjadi kekar dan kuat, susu dan
belasan butir telur ayam menjadi santapannya sehari-hari. Kekuatan dan postur
tubuhnya akan sangat berpengaruh pada nilai jual serta daya tempur kerbau di
arena adu kerbau(untuk kerbau petarung dalam sebuah adat). Lucunya jarang ada
Kebo Toraja yang 100% mau di tuntun tuannya, sebab dia marah kalau hidungnya di
ikat tali wah wah wah. (fs)
Refrensi
http://berita.liputan6.com/read/316212/kerbau-belang-adalah-raja-di-tana-toraja
http://disnak.jambiprov.go.id/content.php?show=berita&id=98&kategori=Umum&title=PROSPEK%20KERBAU%20BELANG%20DI%20JAMBI