Rabu, 02 Mei 2012

Sapi Gila AS, Berkah Untuk Aussie

0 komentar

Sapi

Canberra - Industri ternak sapi Australia siap mengisi kesenjangan pasokan di Jepang dan Korea Selatan, jika mereka melarang impor daging sapi AS. Hal ini menyusul penemuan kasus baru penyakit sapi gila di California.

Menurut pendapat dari Lukas Mathews, analis pertanian di Commonwealth Bank of Australia mengatakan, ekspor daging sapi Australia akan diuntungkan, jika Jepang dan Korea Selatan memberlakukan pembatasan pada daging sapi AS, "Saat ini, kita tidak mengharapkan ada perubahan signifikan terhadap kebijakan impor, namun kita perlu mencermati hal ini," katanya. Hal senada juga diungkapkan oleh Andrew Simpson, direktur kebijakan ternak sapi untuk petani AgForce yang berbasis di Queensland. Menurutnya, Australia siap menyediakan setiap kekurangan ekspor, jika situasi di AS bertambah parah.

Hal yang lain dilakukan oleh seorang yang terkait dalam ekspor daging Australi, Harga dan permintaan daging sapi menggila setelah larangan ekspor diberlakukan pada 2003. "Ini adalah keuntungan besar bagi siapa saja yang menjual komoditas ini," katanya dalam suatu wawancara dengan Dow Jones Newswires. Beberapa Negara yang termasuk Negara di bahas sebelumnya adalah Negara pemasok daging sapi terbesar yaitu Amerika Serikat, Australi, dan Brazil. Ketersediaan daging sapi pada Negara Australi pernah mengalami pelonjakan pada tahun 2003, saat ketika Negara jepang melarang impor daging sapi dari AS dan ditemukanya penyakit sapi gila dalam daging dari Negara Washington. Pada tahun 2004 Australi menerima peningkatan permintaan pasokan daging di Negara Jepang dan Korea Selatan tetapi pada tahun selanjutnya ekspor daging sapi mengalami penurunan.

Pihak berwenang di Jepang dan Korea Selatan pada Rabu setempat mengatakan, tidak punya rencana untuk mengubah kebijakan impor daging sapi AS mereka. Namun, dua peritel besar Korea Selatan sudah menarik daging sapi Amerika dari rak-rak mereka, setelah penemuan bangkai sapi yang sakit di pabrik pengiriman di California, meskipun salah satunya kemudian melanjutkan perdagangan.

Sementara Indonesia mengatakan akan melarang impor daging sapi AS. Wakil Menteri Pertanian Indonesia Rusman Heriawan mengatakan, larangan daging sapi AS akan dikenakan Kamis dan tetap berlaku sampai ada jaminan ternak AS bebas dari penyakit ini. Simpson dari AgForce mengatakan respon pasar dengan kasus sapi gila kini telah "dewasa", terlihat dari perdagangan yang kembali normal, setelah otoritas AS menyatakan bahwa daging dari sapi yang sakit tidak masuk rantai makanan.

Dari semua kegiatan pemberlakuan untuk mencegah timbulnya penyakit yang berasal dari daging sapi mengakibatkan diIndonesia tidak mau membeli daging sapi. Dengan melakukan ekspor daging dari Australi karena selama ini Australi telah menghindari berbagai wabah penyakit sapi gila melalui dari pakan yang terkontaminasi.

Para ilmuwan mengatakan, kasus terbaru penyakit sapi gila di AS adalah atypical atau khas, karena sapi itu terjangkit penyakit secara spontan, bukan karena mengkonsumsi pakan yang berisi sisa-sisa ternak yang terinfeksi. Praktek menggunakan produk samping sapi dalam pakan ternak kini dilarang di AS.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar