Selasa, 08 Mei 2012

Babi di Indonesia

0 komentar



Untuk memaksimalkan budidaya/penggemukan babi, sebaiknya para peternak mengenal dan memahami jenis-jenis babi secara baik pula. Memasuki era perdagangan bebas di awal abad ke-21 seperti Asean Free Area (AFTA) tahun 2003 dan Asia Pacifik Economic Cooperation (APEC) tahun 2020, Indonesia memiliki peluang dan sekaligus akan menghadapi banyak tantangan dalam mengembangkan agribisnis peternakan. Peluang untuk mengebangankan agribisnis peternakan sangat terbuka, karena Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang relatif besar dibanding negara-negara lainnya, khususnya untuk kawasan Asia Tenggara. Disamping itu Indonesia memilikikeunggulan komparatif dan kompetitif karena secara geografis berada pada posisi yang strategis yaitu terletak antara dua benua yaitu Asia dan Australia serta memiliki perairan internasional yang luas di Samudara Hindia dan Pasifik.

Pemerintah perlu mempertimbangkan timbulnya dampak negatif yang mungkin akan muncul akibat tuntutan pasar bebas. Kebijakan yang diambil harus memiliki wawasan pemikiran yang jauh menjangkau ke masa depan untuk memperkuat kesiapan Indonesia dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Sejalan peluang yang ada, maka pembangunan perternakan di Indonesia ditunjukkan untuk meningkatkan produksi bahan pangan asal ternak, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan peternak. Selama ini pengembangan budidaya peternakan lebih terfokus kepada budidaya ternak rumninansia besar, terutama ternak sapi potong dan perah, sedangkan untuk pengembangan budidaya ternak babi belum begitu banyak dilakukan.

Walaupun Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas Islam, namun masih ada masyarakat lain yang potensial sebagai konsumen daging babi. Sebagian dari mereka ada yang melakukan usaha budidaya ternak babi untuk memenuhi konsumen daging yang membutuhkan. Potensi konsumen daging babi akan semakin besar dengan kedatangan turis asing dan tidak tertutup kemungkinan untuk meningkatkan ekspor seperti yang telah dilakukan oleh usaha peternakan babi yang berlokasi di pulau Bulan yaitu untuk memenuhi kebutuhan negara singgapura.

Untuk budidaya babi dengan hasil yang mengutungkan, maka para peternak babi harus beternak secara intensif tidak hanya memperhatikan tentang pakan dan kandang serta kesehatannya tapi juga harus mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis babi yang akan dibudidayakan/digemukkan sehingga pertambahan berat badanya cukup baik. Adapun jenis-jenis babi, antara lain : babi Jawa, babi Sumatra, babi Bali ini adalah babi Lokal, dengan ciri-ciri seperti berikut :

A. Ciri -ciri Babi Jawa, sebagai berikut : 1) Warna : putih, hitam, berbulu lebar; 2) Bentuk Badan : tubuh pendek agak gemuk, punggung agak cekung, badan dan moncongnya panjang, ambing baik dengan paling sedikit 6 pasang puting susu, simetris dan terletak secara baik, khusus untuk Tangerang pada leher sebelah kiri dan kanan ada Tassle (daging menggantung).

B. Ciri -ciri Babi Bali, sebagai berikut : 1) Warna : belang hitam putih; 2) Bentuk Badan : berbadan kecil, kaki pendek, punggung melengkung ke bawah sehingga bagian perutnya hampir menyentuh tanah, kulitnya pada babi dewasa berlipat-lipat, ambing baik dengan paling sedikit 6 pasang puting susu, simetris dan terletak secara baik.


Sumber :
Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian) http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/jenis-jenis-babi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar