Untuk
memaksimalkan budidaya/penggemukan babi, sebaiknya para peternak mengenal dan
memahami jenis-jenis babi secara baik pula. Memasuki era perdagangan bebas di
awal abad ke-21 seperti Asean Free Area (AFTA) tahun 2003 dan Asia Pacifik
Economic Cooperation (APEC) tahun 2020, Indonesia memiliki peluang dan
sekaligus akan menghadapi banyak tantangan dalam mengembangkan agribisnis
peternakan. Peluang untuk mengebangankan agribisnis peternakan sangat terbuka,
karena Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang relatif besar dibanding
negara-negara lainnya, khususnya untuk kawasan Asia Tenggara. Disamping itu
Indonesia memilikikeunggulan komparatif dan kompetitif karena secara geografis
berada pada posisi yang strategis yaitu terletak antara dua benua yaitu Asia
dan Australia serta memiliki perairan internasional yang luas di Samudara
Hindia dan Pasifik.
Pemerintah
perlu mempertimbangkan timbulnya dampak negatif yang mungkin akan muncul akibat
tuntutan pasar bebas. Kebijakan yang diambil harus memiliki wawasan pemikiran
yang jauh menjangkau ke masa depan untuk memperkuat kesiapan Indonesia dalam
menghadapi globalisasi perdagangan. Sejalan peluang yang ada, maka pembangunan
perternakan di Indonesia ditunjukkan untuk meningkatkan produksi bahan pangan
asal ternak, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan peternak.
Selama ini pengembangan budidaya peternakan lebih terfokus kepada budidaya
ternak rumninansia besar, terutama ternak sapi potong dan perah, sedangkan
untuk pengembangan budidaya ternak babi belum begitu banyak dilakukan.
Walaupun
Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas Islam, namun masih ada
masyarakat lain yang potensial sebagai konsumen daging babi. Sebagian dari
mereka ada yang melakukan usaha budidaya ternak babi untuk memenuhi konsumen
daging yang membutuhkan. Potensi konsumen daging babi akan semakin besar dengan
kedatangan turis asing dan tidak tertutup kemungkinan untuk meningkatkan ekspor
seperti yang telah dilakukan oleh usaha peternakan babi yang berlokasi di pulau
Bulan yaitu untuk memenuhi kebutuhan negara singgapura.
Untuk budidaya
babi dengan hasil yang mengutungkan, maka para peternak babi harus beternak
secara intensif tidak hanya memperhatikan tentang pakan dan kandang serta
kesehatannya tapi juga harus mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis babi
yang akan dibudidayakan/digemukkan sehingga pertambahan berat badanya cukup
baik. Adapun jenis-jenis babi, antara lain : babi Jawa, babi Sumatra, babi Bali
ini adalah babi Lokal, dengan ciri-ciri seperti berikut :
A. Ciri -ciri
Babi Jawa, sebagai berikut : 1) Warna : putih, hitam, berbulu lebar; 2) Bentuk
Badan : tubuh pendek agak gemuk, punggung agak cekung, badan dan moncongnya
panjang, ambing baik dengan paling sedikit 6 pasang puting susu, simetris dan
terletak secara baik, khusus untuk Tangerang pada leher sebelah kiri dan kanan
ada Tassle (daging menggantung).
B. Ciri -ciri
Babi Bali, sebagai berikut : 1) Warna : belang hitam putih; 2) Bentuk Badan :
berbadan kecil, kaki pendek, punggung melengkung ke bawah sehingga bagian
perutnya hampir menyentuh tanah, kulitnya pada babi dewasa berlipat-lipat,
ambing baik dengan paling sedikit 6 pasang puting susu, simetris dan terletak
secara baik.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar