Senin, 30 April 2012

Kuliah Pakar 1 “Ketepatan Penyusunan Ransum Pakan Sapi Perah”

0 komentar

Suasana Kuliah Pakar

Jumat, 27 April 2012, diadakan kuliah pakar KERTAS yang pertama tentang “Ketepatan Penyusunan Ransum Pakan Sapi Perah” oleh pemateri Ir. Suwardi Anang. Beliau merupakan staf ahli nutrisi ransum ternak di KUD –DAU Malang. Kuliah pakar ini berlangsung dari pukul 15.00 sampai 17.00 WIB dengan jumlah peserta lebih dari 60 mahasiswa PKH-UB, baik dari angkatan 2009, 2010, maupun 2011. Materi yang disampaikan tentu saja mengenai dunia peternakan sapi perah dan aplikasi kerja dalam lapangan. Kuliah disampaikan melalui teori-teori dasar, selain itu dijelaskan juga rumus-rumus perhitugan penyusunan pakan ternak hingga diperoleh hasil yang ideal untuk ternak yang produktif dan sistem yang ekonomis untuk peternak.

Pada kesempatan ini, beliau menuturkan bahwa beberapa masalah yang sering dijumpai peternak di lapangan antara lain: 
1. Jumlah sapi yang dimiliki < 3 ekor
2. Tidak memiliki modal usaha yang cukup ?
3. Jumlah lahan rumput yang kurang
4. Tenaga kerja yang terbatas
5. Pengetahuan tata cara beternak
6. Produksi yang rendah < 10 Liter/ekor
7. Masa kering yang puuaaaanjang !
8. Sapi sulit bunting 

Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha sapi perah secara umum ada tiga yakni  Bibit ( 15 % ), Manajemen ( 15 % ), dan Nutrisi Makanan Ternak (70 %). Untuk bibit / breeding meliputi jenis bibit (FH, PFH, Jersey dll), asal bibit (Import, Lokal), service per consption (SC), calfing interval (Jarak Beranak), dan kelainan reproduksi. Sedangkan untuk Manajemennya yaitu: Tata Ruang dan Letak Kandang, Kebersihan Kandang agar sapi lebih nyaman, konsumsi pakan lebih banyak, terhindar dari mastitis. Selain itu Tata Cara Pemerahan yang meliputi kebersihan kandang sebelum pemerahan, keersihan alat-alat pemerahan, penggunaan baju yang bersih, pembersihan ambing dengan air hangat, pembuangan pancaran pertama, melakukan pemerahan hingga tuntas, dilakukan celup puting, pembersihkan susu yang tercecer, dan penyetorkan ke Pos penampungan terdekat. Dan yang terakhir adalah memperhatikan nutrisi makanan ternak dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1. Waktu Pemberian:
-  Sebaiknya Hijauan diberikan 3 kali sehari
-  Dilakukan sebelum Pemerahan
-  Kosentrat diberikan 2 (dua) kali sehari
-  Dilakukan sesudah Pemerahan
2. Tujuan Pemberian
-  Effisiensi pakan karena  menekan Biaya
-  Meningkatkan Produktifitas
-  Menghindari penyakit ASIDOSIS
3. Jumlah Pemberian
-  BK = 3-4 % Bobot badan
-  Hijauan Segar   =  10 % Bobot Badan.
-  Hijauan kering  =    5 %  Bobot badan.
-  Mumlah Kosentrat  = Jumlah prod : 2 .
4. Lain-lain:
-  Jumlah HMT masih ditentukan oleh Jenis dan macam HMT
-  Jumlah Kosentrat dan BMT masih ditentukan oleh jenis, macam dan kualitas.

Materi yang beliau sampaikan diatas merupakan ringkasan yang beliau buat dari pengalaman lapangan. Selain penyampaian materi, beliau juga memberikan kesempatan beberapa mahasiswa yang ingin mengajukan pertanyaan seputar sapi perah dan penyusunan komposisi ransumnya. Setelah acara sesi tanya jawab usai, kuliah pakar ditutup dengan pemberian vandel dari pengurus KERTAS. Melalui pembelajaran dalam teori yang telah disampaikan Bapak Ir. Suwardi Anang juga berkenan untuk mengajak mahasiswa agar memperdalam illmunya dengan praktek langsung dan bekerjasama dengan beliau di KUD. Hal ini merupakan peluang bagi kita agar dapat bekerjasama dengan pakar-pakar yang ahli dan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah kita peroeh melalui pengalaman lapangan. (vie)




Read more...

Minggu, 22 April 2012

Mengenal Jenis Potongan Daging Sapi

0 komentar





Gambar 1. Nama bagian jenis-jenis potongan daging dari hewan sapi

Nah kita mungkin sering makan daging sapi, namun pada waktu kita ingin membuat hidangan daging di rumah, seringkali bingung sendiri ketika belanja di pasar atau di swalayan. Babak pertama pemilihan daging sudah lolos ketika kita melihat bahwa daging masih terlihat segar, dengan warna merah yang bagus, tidak ada bau yang menyengat, dan potongan-potongan yang serupa terlihat rapih dan seragam. Pertanyaan yang seringkali muncul adalah, potongan mana yang paling cocok untuk resep yang akan kita pakai?

Pemotongan sapi di setiap negara agak berbeda dari negara yang lain karena tergantung dari pemakaian/permintaan di negara tersebut. Potongan utama, atau primal cuts, adalah potongan-potangan besar pada karkas sapi menjadi sampil, sandung lamur, lamusir depan, rusuk, has luar, samcan, shortloin, betak daging paha belakang, pinggul tebal, penutup serta betis depan dan belakang. Potongan utama kemudian dibagi menjadi sub-primal cuts dan terkadang sub-primal cuts dibagi lagi menjadi potongan ukuran porsi individual.
Yang penting diketahui oleh konsumen adalah potongan mana yang paling tepat untuk dipakai baik karena karakteristik potongan tersebut cocok untuk teknis memasak yang akan dipakai maupun dari segi budget. Disini dari tim infokom kelompok ternak besar sekedar sharing dengan mengambil refrensi dari suatu web bagaimana sih cara mengenal jenis potongan daging, ayo baca J

Sampil

Sampil. dalam bahasa Inggris chuck, didapat dari daging paha atas, bahu dan punuk.  Sampil merupakan daging yang kurang lunak namun penuh rasa karena kandungan kolagen yang cukup tinggi. Karena harganya yang lumayan bersahabat dibandingkan potongan prima seperti has dalam, sampil adalah salah satu potongan daging yang cocok untuk dipakai dalam hidangan sehari-hari.

Untuk mengatasi sifatnya yang kurang lunak, sampil sebaiknya dimasak dengan cara stewing(dimasak dalam cairan, seperti rendang, kari atau semur), atau diungkep (dimasak dengan sedikit cairan dengan panci tertutup rapat). Daging sampil juga bisa dipotong kecil-kecil untuk kemudian digunakan dalam sop atau dalam oseng-oseng,  diolah menjadi bakso, abon atau empal. Jika Anda ingin membuat hamburger yang lezat dan ekonomis, maka sampil yang digiling sangatlah cocok untuk dibuat hamburger.

Sampil kecil, dalam bahasa Inggris blade tetapi juga disebut clod, oyster atau oyster blade, merupakan sampil bagian bahu atas dan bawah yang berbentuk segi empat. Sampil kecil merupakan potongan daging yang tebal namun empuk, bisa dimasak menjadi rendang, kari, steak, oseng-oseng.
Kijen atau chuck tender berbentuk kerucut yang terlapis kulis luar yang tipis. Potongan ini juga cukup empuk untuk dimasak sebagai steak, namun juga bisa dibuat rendang, sop dan oseng-oseng.

Sandung lamur

Sandung lamur, dalam bahasa Inggris brisket, adalah potongan dari bagian dada. Potongan ini agak berlemak, dan bisa dimasak dalam berbagai hidangan seperti soto atau pho, atau hidangan berkuah yang dimasak dengan api kecil hingga empuk seperti Asem-Asem Sandung Lamur atau Sandung Lamur Cabai Hijau. Di negara-negara Barat sandung lamur digunakan untuk membuat corned beefserta smoked brisket. Potongan sandung lamur lainnya adalah sandung lamur bagian pangkal (brisket naval end) dan sandung lamur bagian ujung (brisket point end)

Iga

Lamusir depan, atau cube roll, diambil dari bagian punggung, dipotong dari rusuk keempat hingga rusuk keduabelas. Lamusir termasuk daging yang lunak karena terdapat butir-butir lemak didalamnya. Cara meyiapkannya dengan dipanggang dalam oven, dibakar atau digrill. Iga adalah potongan daging yang berasal sekitar tulang rusuk, yaitu dari rusuk keenam hingga keduabelas. Tulang iga, atau short ribs, bisa diolah menjadi sop seperti sop konro atau dimasak semur. Iga juga bisa dipanggang, dibarbecue, dan diungkep. Rib-eye steak adalah potongan dalam bentuk steak, bisa dengan tulang (bone in) atau tanpa tulang (boneless).

Shortloin, has luar, sirloin

Shortloin dan has luar (striploin) adalah potongan daging bagian belakang sapi. Sirloin adalah bagian daging yang terletak persis di belakang shortloin dan di atasnya tenderloin atau has dalam. Di Indonesia sirloin juga disebut sebagai has luar. Potongan shortloin and has luar dipotong lagi menjadi steak seperti Porterhouse Steak, T-Bone steak, strip steak.

Otot dari bagian sapi ini masih bekerja cukup keras, namun beban pekerjaannya tidak seberat sampil, punuk dan betis depan sehingga dagingnya lumayan lunak. Meskipun jenis daging ini termasuk dalam kategori prima, harganya tidak semahal has dalam. Has luar bisa dimasak dengan berbagai cara yaitu sebagai steak, diiris tipis-tipis untuk keperluan sukiyaki, yakiniki atau shabu-shabu.

Has dalam

Has dalam, dalam bahasa Inggris tenderloin atau fillet, adalah potongan daging yang paling empuk dan kandungan lemaknya tidak besar. Lokasi potongan daging ini ditengah-tengah sirloin. Karena daging ini sangat lunak, cara memasaknya dengan cepak supaya tekstur daging tidak rusak. Has dalam bisa dipotong untuk dipanggang dalam oven, atau bisa juga dipotong dalam bentuk steak(tenderloin steak, fillet mignon). Biasanya steak tartare dibuat dari has dalam. Harga jenis potongan ini adalah yang paling mahal dibandingkan dengan potongan yang lainnya.

Samcan

Samcan atau flank,  adalah potongan dari bagian otot perut. Bentuknya panjang dan datar, dan kurang lunak. Di Prancis daging ini dinamakan bavette, dimasak secukupnya saja dan dimakan rare supaya daging tidak menjadi a lot karena dimasak terlalu lama. Samcan yang diiris tipis-tipis seringkali dijual sebagai daging oseng-oseng. Samcan bisa didiamkan dalam marinade satu malam atau beberapa hari untuk membantu proses pelunakan dan setelah dimasak dipotong menjadi irisan tipis  atau bisa juga dipukul-pukul sebelum dimasak.

Penutup, tanjung, kelapa, pendasar, gandik

Dari paha belakang sapi, atau rump, terdapat beberapa potongan yaitu rump (tanjung), kelapa (knuckle), penutup (inside, topside), silverside, gandik (eye of round), dan pendasar (outside).Tanjung adalah bagian pinggang sapi yang dilapisi oleh lemak yang cukup tebal, bisa dipotong sebagai rump atau dipotong lagi menjadi rump steak. Daging tanjung termasuk jenis daging yang lunak. Tanjung bisa panggang, digrill atau dibroil, digoreng atau diungkep. Jika diiris tipis-tipis bisa juga dipakai untuk oseng. Daging penutup, kelapa, gandik dan pendasar cocok untuk dibuat empal, dendeng,  dan rendang karena sifat dagingnya yang padat. Silverside terdapat di paha belakang bagian bawah. Dagingnya padat dan tidak banyak mengandung lemak. Cocok untuk dibuat dendeng, rendang, abon dan bisa juga direbus.

Sengkel

Sengkel, dari bahasa Belanda schenkel, dalam bahasa Inggris shank atau shin merupakan daging yang terdapat di bagian atas betis sapi. Potongan daging ini tidak lunak, dan bisa dibuat menjadi kari, sop, digiling untuk dijadijan daging cincang yang tidak begitu berlemak.


Nah sekarang sudah mengerti kan bagian-bagian jenis potongan daging pada sapi. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat dan memberi ilmu bagi yang membaca. Ketemu lagi di Artikel Kertas Selanjutnya. (fs) :D


Sumber : http://tyo-web.faa.im/jenis-potongan-daging-pada-ternak-sapi.xhtml
Read more...

Kamis, 19 April 2012

Pelepah Sawit Bisa Dijadikan Pakan Ternak Sapi

0 komentar

Limbah kelapa sawit merupakan limbah yang mungkin tidak bisa di pakai karena bingung, mungkin yang paling banyak digunakan sebagai lidi ataupun pagar kebun yang sederhana. Namun ketika limbah kelapa sawit tersebut di berikan kepada ternak untuk padat gizi. Limbah kelapa sawit yang di berikan merupakan pelepah sawit.

Masyarakat Kampar, Riau telah menerapkan atau  sudah mencoba membuat pakan ternak sapi dengan bahan  dari limbah pelepah sawit yang banyak berceceran ketika menjelang panen tiba. Hasil temuan LIPI, langsung dicoba Pemkab Kampar, Riau. Bupati Kampar, Jefry Noer lewat program pengentasan kemiskinan dengan menggelontorkan dana APBD sebesar Rp 165 miliar. Salah satunya mencoba membudidayakan pakan ternak sapi dengan modal sampah pelepah sawit tersebut.

Untuk menyulap pelepah sawit menjadi pakan sapi, ternyata tidaklah terlalu sulit. Detikcom yang diberi kesempatan mampir di Desa Kubang Jaya, Kabupaten Kampar, sebagai pusat pelatihan tersebut, melihat secara jelas proses pembuatan pakan sapi yang sangat sederhana.

Caranya, 
  1. menggunakan mesin genset untuk penghancur pelepah sawit yang nantinya akan menghasilkan suatu serabut-serabut halus dan di kumpukan
  2. kemudian di campurkan dengan takaran tiap baskom serabut pelepah sawit di campur dengan satu gayung dedak padi, segelas air gula merah serta garam secukupnya dan perlu di tambahkan vitamin untk ternak sapi. Setelah itu adonan di aduk dan ditutup rapat dan didiamkan selama 21 hari.

Pakan bisa bertahan selama 2 tahun dengan tidak busuk. Setelah 2 hari pakan sudah siap di berikan ke ternak sapi, pemberian sebanyak 2 kali sehari. (kata Bupati Kampar, Riau, Jefry Noer kepada detikcom, Senin (26/3/2012)).Lewat dana bergulir yang disediakan Pemkab Kampar sebesar Rp165 miliar, nantinya masyarakat desa akan mendapatkan pinjaman dana baik untuk membeli mesin. Sedangkan sapi, nantinya juga disediakan maksimal 10 ekor bagi masyarakat yang ingin beternak sapi. Namun tetap saja, dana bergulir itu nantinya akan tetap kembali ke Pemkab Kampar.

"Kita memberikan pelatihan ini, dengan harapan para peternak sapi dapat memanfaatkan pelepah sawit yang terbuang selama ini menjadi pakan ternak sapi. Jadi mulai sekarang, jika ada pelepah sawit jangan dibuang, karena masih bisa menjadi alternative pakan ternak sapi," kata Jefry.
Brian ^_^

Read more...

Selasa, 17 April 2012

Inseminasi Buatan (IB)

0 komentar

Metode IB

Yang dimaksud dengan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut ‘insemination gun‘.

Tujuan Inseminasi Buatan
a) Memperbaiki mutu genetika ternak;
b) Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya 
c) Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
d) Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;
e) Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.

Keuntungan IB
a) Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
b) Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
c) Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
d) Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu yang lama;
e) Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
f) Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;
g) Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.

Kerugian IB
a) Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi terjadi kebuntingan;
b) Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan diinseminasikan pada sapi betina keturunan / breed kecil;
c) Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama;
d) Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny test).

Inseminasi Buatan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun limapuluhan oleh Prof. B. Seit dari Denmark di Fakultas Hewan dan Lembaga Penelitian Peternakan Bogor. Dalam rangka rencana kesejahteraan istimewa (RKI) didirikanlah beberpa satsiun IB di beberapa daerah di awa Tenggah (Ungaran dan Mirit/Kedu Selatan), Jawa Timur (Pakong dan Grati), Jawa Barat (Cikole/Sukabumi) dan Bali (Baturati). Juga FKH dan LPP Bogor, difungsikan sebagai stasiun IB untuk melayani daerah Bogor dan sekitarnya, Aktivitas dan pelayanan IB waktu itu bersifat hilang, timbul sehingga dapat mengurangi kepercayaan masyarakat.

Pada tahun 1959 dan tahun-tahun berikutnya, perkembangan dan aplikasi IB untuk daerah Bogor dan sekitranya, masih mengikuti jejak B. Seit yaitu penggunaan semen cair umtuk memperbaiki mutu genetik ternak sapi perah. Pada waktu itu belum terfikirkan untuk sapi potong. Menjelang tahun 1965, keungan negara sangat memburuk, karena situasi ekonomi dan politik yang tidak menguntungkan, sehingga kegiatan IB hampir-hampir tidak ada. Stasiun IB yang telah didirikan di enam tempay dalam RKI, hanya Ungaran yang masih bertahan.

Di Jawa Tenggah kedua Balai Pembenihan Ternak yang ditunjuk, melaksanakan kegiatan IB sejak tahun1953, dengan tujuan intensifikasi onggolisasi untuk Mirit dengan semen Sumba Ongole (SO) dan kegiatan di Ungaran bertujuan menciptakan ternak serba guna, terutama produksi susu dengan pejantan Frisien Holstein (FH). Ternyata nasib Balai Pembibitan Ternak kurang berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik, kecuali Balai Pembibitan Ternak Ungaran, dan tahun1970 balai ini diubah namanya menjadi Balai Inseminasi Buatan Ungaran, dengan daerah pelayanan samapi sekarang di daerah jalur susu Semarang – Solo – Tegal.

Inseminasi buatan telah pula digalakkan atau diperkenalkan oleh FKH IPB, di daerah Pengalengan, Bandung Selatan, bahkan pernah pula dilakukan pameran pedet (Calf Show) pertama hasil IB. Kemajuan tersebut disebabkan adanya sarana penunjang di daerah tersebut yaitu 1) rakyat pemelihara sapi telah mengenal tanda-tanda berahi dengan baik, 2) rakyat telah tahu dengan pasti bahwa peningkatan mutu ternak melalui IB merupakan jalan yang sesingkat-singkatnya menuju produksi tinggi, 3) pengiriman semen cair dari Bogor ke Pengalengan dapat memenuhi permintaan, sehingga perbaikan mutu genetik ternak segera dapat terlihat.
Hasil-hasil perbaikan mutu genetik ternak di Pengalengan cukup dapat memberi harapan kepda rakyat setempat. Namun sayangnya peningkatan produksi tidak diikuti oleh peningkatan penampungan produksi itu sendiri. Susu sapi umumnya dikonsumsi rakyat setempat. Akibatnya produsen susu menjadi lesu, sehingga perkembangan IB di Pangalengan sampai tahun 1970, mengalami kemunduran akibat munculnya industri-industri susu bubuk yang menggunakan susu bubuk impor sebagai bahan bakunya.

Kekurang berhasilan program IB antara tahun 1960-1970, banyak disebabkan karena semen yang digunakan semen cair, dengan masa simpan terbatas dan perlu adanya alat simpan sehingga sangat sulit pelaksanaanya di lapangan. Disamping itu kondisi perekonomian saat itu sangat kritis sehingga pembangunan bidang peternakan kurang dapat perhatian.

Dengan adanya program pemerintah yang berupa Rencana Pembangunan Lima Tahun yang dimulai tahun 1969, maka bidang peternakan pun ikut dibangun. Tersedianya dana dan fasilitas pemerintah akan sangat menunjang peternakan di Indonesia, termasuk program IB. Pada awal tahun 1973 pemerintah measukan semen beku ke Indonesia. Dengan adanya semen beku inilah perkembangan IB mulai maju dengan pesat, sehingga hampir menjangkau seluruh provinsi di Indonesia.

Semen beku yang digunkan selema ini merupakan pemberian gratis pemerintah Inggris dansSelandia Baru. Selanjutnya pada tahun 1976 pemerintah Selandia Baru membantu mendirikan Balai Inseminasi Buatan, dengan spesialisasi memproduksi semen beku yang terletak di daerah Lembang Jawa Barat. Setahun kemudian didirikan pula pabrik semen beku kedua yakni di Wonocolo Suranaya yang perkembangan berikutnya dipindahkan ke Singosari Malang Jawa Timur.

Untuk kerbau pernah pula dilakukan IB, yakni di daerah Serang, Banten, dengan IPB sebagai pelaksana dan Dirjen Peternakan sebagai sponsornya (1978). Namun perkembangannya kurang memuaskan karena dukungan sponsor yang kurang menunjang, disamping reproduksi kerbau belum banyak diketahui. IB pada kerbau pernah juga diperkenalakan di Tanah Toraja Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara dan Jawa Timur.

Hasil evaluasi pelaksanaan IB di Jawa, tahun 1972-1974, yang dilaksanakan tahun 1974, menunjukan anka konsepsi yang dicapai selama dua tahun tersebut sangat rendah yaitu antara 21,3 – 38,92 persen. Dari survei ini disimpulkan juga bahwa titik lemah pelaksaan IB, tidak terletak pada kualitas semen, tidak pula pada keterampilan inseminator, melainkan sebagian besar terletak pada ketidak suburan ternak-ternak betina itu sendiri. Ketidak suburan ini banyak disebabkan oleh kekurangan pakan, kelainan fisiologi anatomi dan kelainan patologik alat kelamin betina serta merajalelanya penyakit kelamin menular. Dengan adanya evaluasi terebut maka perlu pula adanya penyemopurnaan bidang organisasi IB, perbaikan sarana, intensifikasi dan perhatian aspek pakan, manajemen, pengendalian penyakit.

Dan kesemua otoritas dokter hewan yang didelegasikan tersebut tetap di bawah supervisi dokter hewan. Seorang inseminator IB yang akan melaksanan atau melakukan inseminasi buatan pada hewan atau ternak harus menempuh pendidikan untuk memenuhi standar kompetensi yang menjadi otoritas dokter hewan dalam melakukan inseminasi buatan dan tetap di bawah supervisi seorang dokter hewan. Tentu saja seorang dokter hewan tidak harus mengambil kursus sebagai inseminator untuk dapat melakukan inseminasi buatan karena otoritas profesinya sudah meliputi hal tersebut.

Otoritas dokter hewan yang saat ini dilakukan oleh mantri atau inseminator adalah kondisi darurat karena jumlah dokter hewan di Indoensia tidak mencukupi untuk melakukan otoritas veteriner yang disandangnya. Sehingga bilamana jumlah dokter hewan telah mencukupi maka peran dan fungsi paramedis atau mantri hewan diposisikan sebagai paramedis atau asisten dokter hewan dan bukan mengambil alih peran dan fungsi dokter hewan. Lebih jelasnya, bilamana seorang dokter hewan praktek di daerah yang notabene praktek hewan besar, maka mestinya difasilitasi dan tidak justru dihalang-halangi untuk melakukan peran dan fungsinya tersebut karena keberadaan mantri di wilayah dinas teknis.

Itu juga sebabnya tidak pada tempatnya seorang sarjana bahkan yang bukan sarjana menjabat dan melaksanakan peran dan fungsi dokter hewan pada dinas-dinas teknis. Karena yang bersangkutan tidak berkompeten untuk mengambil suatu keputususan atau menetapkan suatu keputusan berkaitan dengan status kesehatan hewan, penetapan status wabah, pengendalian penyakit hewan dan sebagainya. (vie)

SUMBER :\
Foote RH, 1980. Artificial Insemination. In Reproduction in Farm Animal 4thEdition. Hafez, E.S.E. (Ed.). Lea and Febiger. Philadelpia.
Hafez ESE, 1993. Reproduction in Farm Animai. 6th Edition. Lea and Febiger. Philadelpia.

http://ilmuternak.wordpress.com/materikuliah/reproduksi-ternak/sejarah-dan-manfaat-inseminasi-buatan/

Read more...

Sabtu, 07 April 2012

Perbedaan Mentega, Butter dan Roombotter

0 komentar

Secara fisik emang ketiga benda di atas tidak terlihat ada perbedaan, namun kalo kita telusur asal muasalnya masing-masing, baru kita tahu bagaimana membedakannya.

Mentega berasal dari lemak hewan. Mentega yang terbuat dari lemak hewan biasanya mengandung lebih banyak lemakjenuh/saturated fats(66%) dibanding lemak tak jenuh/unsaturated fats-nya (34%). Lemak jenuh ini biasanya berhubungan dengan tingginya kadar kolesterol dalam tubuh. Mentega biasanya mengandung vitamin A, D, protein dan karbohidrat. Pada pembuatan mentega, penambahan emulsifier berfungsi untuk (1) mengurangi daya percik produk apabila digunakan untuk menggoreng karena air yang ada di dalam produk diikat oleh lemak, (2) memperpanjang daya simpan, sebab produk dinyatakan rusak apabila terjadi pemisahan komponen lemak dan air, (3) memperkeras tekstur agar tidak meleleh pada suhu kamar, dan (4) mempertinggi titik didih untuk memenuhi tujuan penggorengan. 


Gambar 1. Penampakan Mentega

Butter berasal dari cream (susu). Biasanya kandungannya hanya cream dan salt (untuk salted butter). Karena bahan dasarnya cream, maka bila disimpan lama di suhu ruang akan lumer. Butter adalah massa dan lemak susu yang bergabung membentuk padatan. Kandungan lemaknya mencapai 83-84%. Menurut Denny H. Ardiwinata, Channel Manager Fonterra Brands Indonesia, diperlukan rangkaian proses yang sangat panjang untuk mengubah susu menjadi butter. Dibutuhkan sekitar 20-21 liter susu untuk mendapatkan 1 kg butter. Krim yang mengambang saat proses separasi susu digunakan sebagai bahan baku pembuatan butter. Krim susu hasil separasi tersebut dikonsentrasikan lemaknya, kemudian dipasteurisasi. Proses pasteurisasi pada suhu sekitar 85-90oC dilakukan untuk menghancurkan enzim-enzim dan mikroba patogen dalam krim. Setelah pasteurisasi, krim diinokulasi dengan starter bakteri dan diperam (ripening) selama 12 - 15 jam. Proses ini akan menghasilkan sedikit asam laktat, flavor serta aroma butter yang khas. Pada saat ripening ini juga terjadi proses kristalisasi yang akan mempermudah proses churning. Butter yang terbuat dari produk susu alami ini mengandung banyak sekali manfaat untuk kesehatan, seperti zat besi (untuk pembentukan sel darah merah, transportasi oksigen, mencegah anemia), fosfor (pembentukan tulang dan gigi, transportasi asam lemak), natrium (menjagakeseimbangan asam dan basa), kalium (mengatur keseimbangan cairan sel), omega-3, omega-6, dan vitamin-vitamin yang mudah diserap dan dibutuhkan oleh tubuh.


Gambar 2. Penampakan Butter

Roombotter berasal dari bahasa Belanda, adalah mentega juga. Tetapi di Indonesia orang biasanya mengistilahkan Roomboter untuk jenis mentega dalam kaleng yang wanginya cukup kuat. Room (baca:room) itu artinya sama dengan whipped cream(orang Indonesia biasa menyebut kepala susu). Kalau Roombotter artinya butter yang terbuat dari kepala susum butter ini jauh lebih creamy daripada mentega biasa. Rombotter tidak ada hubungannya sama sekali dengan rhum (Baca:rum). Kalau orang Belanda bilang Rhum ya Rum juga bukan Room. Muslim di Belanda biasanya mengkonsumsi Roombotter( Roombotter ini juga biasanya tidak pakai emulsifer, jadi aman untuk dikonsumsi, Sudah dikatakan halal untuk dimakan atau sama dengan Halal).

Gambar 3. Penampakan Roomboter

Perlu kita ketahui, banyak zat gizi lain yang terdapat pada bahan makanan itu. Selain vitamin A dan D, juga terdapat zat besi, fosfor, natrium, kalium serta omega-3 dan omega-6. Lemak dan minyak merupakan zat gizi penting untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Sumbangan energi per gram lemak, protein, dan karbohidrat masing-masing 9, 4, dan 4 kkal.

Mentega, Buter dan Roomboitter tergolong lemak yang siap dikonsumsi tanpa dimasak (edible fat consumed uncooked). Ketiganya memiliki fungsi sama, yaitu sebagai sumber energi, meningkatkan daya terima makanan, membentuk struktur, serta memberikan cita rasa enak. Namun, ada perbedaan mendasar pada produk-produk tersebut. Kalau Mentega merupakan produk alami susu. Pembuatannya dengan mengocok dan mengguncangkan krim susu, hingga tercapai keadaan semipadat. Air dan minyak merupakan cairan yang tidak saling berbaur karena memiliki berat jenis yang berbeda. Untuk menjaga agar butiran minyak tetap tersuspensi di dalam air, pada mentega diperlukan suatu zat pengemulsi (emulsifier), tetapi kalau Roomboitter tidak memerlukan Emulsifer. Bahan yang dapat berperan sebagai pengemulsi antara lain kuning telur, kasein, albumin, atau lesitin. Daya kerja emulsifier didukung oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat pada minyak maupun air.

Nah itu sekilas perbedaan dari Mentega, Butter dan Roomboitter. Jika ingin belajar lebih lanjut bisa mencari literatur dari buku, jurnal maupun yang lainnya. Mudah-mudahan bermanfaat terimakasih . (fs)

Read more...

Kuliah Pakar IMPROVE KERTAS

0 komentar

Suasana Kuliah Pakar

Kuliah pakar adalah kuliah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang ternak besar yang meliputi dari  manajemen kandang, pakan dan penyakit serta teknik-teknik dalam berternak dalam bidang veteriner maupun peternakan. Kuliah ini diadakan untuk para anggota yang tergabung dalam kertas maupun di minat profesi veteriner yang lain untuk mengasah atau memberikan pengetahuan tentang kuliah ternak besar. Motivasi pertama yang di berikan untuk kuliah pakar ini yaitu agar para anggota kertas khususnya bisa mengerti apa yang harus di pelajari di kertas, bagaimana cara penerapan di lapangan. Di dalam kuliah pakar ini kami juga melakukan diskusi terkait yang mebahas tentang pengetahuan yang akan di sampaikan agar ilmu yang di dapat bisa langsung di sharing kan atau pun untuk berkembangnya pengetahuan baru.

Pokok bahasan yang di bahas dalam kuliah pakar ini adalah sapi perah, yaitu dari manajemen sapi perah, scoring, cara memilih bibitan yang unggul. Kemudian dari penyakit yang sering terjadi pada sapi perah, sanitasi kandang, dan dari manajemen kandang. Pemberian materi di berikan secara bertahap dari satu bab ke bab lainya dengan beda narasumber, satu narasumber memberikan satu bab dan seterusnya. Pemberian materi dengan beda narasumber di maksudkan agar satu narasumber bisa menguasai dari materi yang akan di bahas. Narasumber yang memberikan materi adalah kelompok yang tergabung dalam kelompok kuliah pakar yang ilmunya dari teori waktu di bangku kuliah dan dari tempat magang, dan semuanya tidak ada yang salah maupun benar karena kami memberikan pengetahuan dan di diskusikan secara bersama-sama.

Antusias dari anggota baru maupun anggota lama mendapat respon yang positif sekali untuk kelompok yang menyelenggarakan kuliah pakar sehingga terciptanya suatu kelas yang aktif dan tidak ada bosan-bosanya saat  materi di berikan secara bertahap satu demi satu.  Anggota yang tergabung bagaikan rusa yang rindu sekali dengan air menurut saya sebagai penulis.
Terimah kasih
(brian)

Read more...

Selasa, 03 April 2012

DIKLAT PERDANA IMPROVE KERTAS

0 komentar

Jumat 30 April 2012, diklat yang digelar di STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian) Malang, merupakan diklat Improve KERTAS perdana semenjak didirikan oleh para kakak-kakak pendiri dari kolega PKH-UB 2008. Diklat tiga hari dua malam tersebut diperuntukkan bagi seluruh calon anggota baru Improve KERTAS baik dari Maba 2011 maupun kolega PKH-UB dari angkatan 2010 dan 2009 yang ingin bergabung menjadi keluarga besar Improve KERTAS. Persiapan menuju kegiatan ini telah dilakukan satu bulan menjelang hari-H. Mengingat peserta diklat sejumlah 90an segala keperluan kegiatan telah dipersiapkan semaksimal mungkin oleh panitia. Meskipun harus melaksanakan rutinitas perkuliahan dan jadwal praktikum yang menguras tenaga, tidak menyurutkan semangat para peserta dan panitia untuk melewati akhir pekan bersama dalam rangkaian acara Dikat Improve KERTAS.

Pemberangkatan seluruh peserta Diklat dimulai pukul 18.00 WIB menggunakan bus milik STPP Malang. Setibanya di STPP, peserta dimobilisasi menuju kamar penginapan masing-masing untuk mempersiapakan makan malam bersama di depan Aula STPP sambil menyimak penjelasan mengenai organisasi dan kepegurusan Improve KERTAS di PKH-UB. Setelah makan malam selesai, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mempersiapkan banyak tugas dan acara keesokan harinya. Setelah istirahat, sabtu pagi diisi dengan olah raga pagi seluruh peserta di area lapangan STPP. Kemudian setelah mandi dan bersiap-siap, peserta diarahkan ke ruang kuliah bersama yang tidak jauh dari kamar pengianapan untuk sarapan bersama dan mengikuti perkuliahan dari tiga dokter hewan yang juga aktif dalam dunia Ternak Besar. Kuliah pertama disampaikan oleh drh. Dicky Dikman, beliau menyampaikan meteri seputar Inseminasi Buatan, mulai dari definisi, metode, dan berbagai kemudahan yang diperoleh dari Inseminasi Buatan pada sapi lengkap dengan alat peraga yang sengaja dibawa untuk menjelaskan tahap-tahap Inseminasi Buatan. Kemudian pemateri kedua adalah dokter hewan yang sudah cukup sering berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh PKH-UB yaitu drh. Deddy F. Kurnia. Beliau merupakan dokter hewan yang memiliki banyak pengalaman di dunia sapi perah dan berkecimpung dalam interpreuner, yang sukses membawanya membangun sebuah jasa konsultan khusus farm sapi perah “Dairy Pro” dan mampu mengasilkan banyak produk olahan sapi perah seperti susu maupun yogurt. Pengalaman-pengalaman yang luar biasa tersebut mendapat apresiasi yang baik dari peserta diklat yang telah banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan saat tanya jawab berlangsung. Dan kuliah ketiga diisi oleh dosen dari PKH-UB drh. Analis Wisnu W. Yang memberikan materi mengenai organisasi yang mengelola ternak besar dan provesi dokter hewan. Mengingat beliau dulu juga adalah seorang mahasiswa yang aktif dalam organisasi dan pernah menjadi ketua KMPV TB Unair (Kelompok Minat Provesi Veteriner Ternak Besar) saat masih di bangku kuliah. Beliau beranggapan bahwa organisasi minat merupakan organisasi yang dapat menjadi wadah mahasiswa agar dapat mengembangakan ilmu dan kreativitasnya utamanya dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia provesi di masa yang akan datang melalui ilmu tambahan dan pengalaman lapangan yang belum tentu dapat diperoleh dari perkuliahan.

Setelah acara penyampaian materi dari ketiga dosen tersebut selesai, acara dilanjutkan dengan presentasi tugas kelompok untuk menyampaikan materi-materi tentang dunia Ternak Besar tanpa menggunakan media elektronik, hanya diperbolehkan menggunakan alat bantu poster, gambar, atau skema sederhana pada kertas yang dibuat semenarik mungkin. Presentasi berlangsung hingga sore hari dengan penilaian yang dilakukan oleh juri-juri dari kolega PKH-UB 2008 yaitu kak Diki, kak Bedhi, dan kak Mega. Usai presentasi tugas kelompok dilanjutkan dengan makan malam bersama yang berlangsung meriah karena makan malam disusun memanjang sehingga dimaksudkan agar seluruh peserta Diklat dapat saling membaur satu sama lain, sama halnya dengan makan malam panitia. Acara dilanjutkan dengan “Have Fun with KERTAS”, yang merupakan acara malam akrab sekaligus ajang pentas seni yang menampilkan berbagai macam kreativitas musik atau drama dengan tema Ternak Besar. Selanjutnya pukul 22.00 WIB, peserta melakukan jelajah malam mengelilingi beberapa pos yang tersebar di area STPP. Di pos-pos tersebut peserta diberi berbagai pertanyaan untuk memastikan bahwa peserta benar-benar mengikuti rangkaian acara dengan baik seperti perkuliahan yang telah disampaikan oleh ketiga dosen pemateri dan materi presentasi kelompok hari ini. Setelah seluruh peserta melewati setiap pos dan berkumpul melingkari api unggun di pelataran STPP, maka acara pengukuhan anggota barupun segera dimulai. Meskipun diawali dengan suasana yang tegang, seremonial pengukuhan berlangsung lancar dengan dihadiri oleh para pendiri KERTAS Kolega PKH-UB 2008, Presiden BEM OKH-UB, dan Ketua IMPROVE PKH-UB. Pengukuhan ditandai dengan pengucapan sumpah Anggota KERTAS yang serentak di lakukan oleh seluruh peserta Diklat KERTAS dan pembagian slayer serta pin KERTAS. Malam pengukuhan berangsung hingga pukul 01.00 WIB dan seluruh peserta maupun panitia istirahat agar dapat menyiapkan tenaga untuk melewati Diklat hari terakhir.

Minggu, 1 April 2012, bersamaan dengan rutinitas setiapnminggi di STPP yang dipergunakan untuk rekreasi keluarga, olah raga, dan jalan pagi oleh kebanyakan penduduk sekitar. Hari terkhir Diklat ini diisi dengan acara outbond yang dipusatkan di area belakang STPP yang berlangsung hingga siang hari, kemudian dilanjutkan dengan persiapan pulang peserta dan makan siang bersama. Selanjutnya acara penutupan Diklat dan pembagian hadiah dari kelompok pemenang rangkaian kegiatan Diklat KERTAS. Kemudian peserta dimobilisasi untuk kembali ke Kampus PKH-UB tercinta menggunakan bus STPP.  Seluruh rangkaian acara Dikat KERTAS telah rampung. Merasakan tiga hari dalam kebersamaan yang sangat luar biasa dapat terlewati bukan tanpa hambatan. Terimakasih kepada teman-teman Kmpv TB UNAIR dan rekan-rekan Improve KELAWAR yang telah menyempatkan hadir dalam acara Diklat KERTAS, serta pihak-pihat yang telah berkenan membantu dalam acara ini. Alhamdulillah.. Akhir pekan yang luar biasa dalam kegiatan Diklat KERTAS yang di laksanakan di STPP Malang. Segala kesulitan ada untuk sebuah pengalaman. Segala kesalahan ada untuk sebuah pembelajaran. Segala kekurangan ada untuk sebuah kemajuan. Selamat bergabung bagi anggota baru Improve KERTAS, semoga kita dapat mencari pengalaman dan melakukan pembelajaran demi kemajuan bersama! Orang Besar Berasal dari TERNAK BESAR, TERNAK BESAR menuju KAHA nan Besar!! (homp)

Beberapa Dokumentasi :












Read more...