Kamis, 29 Desember 2011

TUJUH KEAJAIBAN SAPI BALI

2 komentar
Ronny Rachman Noor*)


Apabila anda berkesempatan mengunjungi  Museum ternak tertua Eropa yang terletak  di Universitas Martin Luther di kota Halle, Jerman, anda akan dapat melihat  photo sapi Bali yang terpampang gagah  di salah satu dinding  yang photonya  dibuat tahun 1827.  Di Jerman, Universitas ini merupakan salah satu universitas  yang tergolong tua, karena Martin Luther lah yang mendirikannya bersamaan dengan  dibangunnya kota Wittenberg sebagai pusat penyebaran ideologi Martin Luther.  


Ada suatu kebanggaan tersendiri bagi kita  sebagai  “pemilik” sapi Bali dengan  sudah tersohornya sapi Bali di era tersebut.  Betapa tidak, era tersebut   merupakan  era perang Diponegoro, dimana bangsa kita masih berjuang melawan  Belanda.  Disisi lain tentunya ilmuwan Eropa pada saat itu sudah  mengidentifikasi bahwa sapi Bali ini memang unik dan patut dipertimbangkan  sebagai salah satu bangsa Sapi unik di dunia.  Pada saat ini,  Sapi Bali tidak  saja dikenal sebagai sapi Kebanggaan Bangsa Indonesia, akan tetapi juga sudah   merupakan  milik  dunia yang harus dilestarikan.

Berdasarkan hasil penelitian intensif paling tidak ada tujuh “keajaiban” sapi  Bali yang perlu kita ketahui:

1.  Dapat bertahan pada kondisi lingkungan marjinal dengan  kualitas pakan  yang rendah dan memiliki persentasi karkas tertinggi.

Tidak banyak bangsa sapi lain di dunia yang memiliki kemampuan seperti sapi Bali  ini.  Pada kondisi yang marjinal sekalipun, sapi Bali masih dapat bertahan  hidup, bereproduksi dan  menghasilkan daging dengan kualitas tinggi.  Persentase  karkasnya mungkin yang tertinggi didunia.  Di lingkungan marjinal seperti di  daerah transmigrasi di Kalimantan Tengah misalnya, sapi Bali dapat dengan mudah  merubah pola pakannya dari  rumput-rumputan  ke pakis-pakisan yang banyak  terdapat di daerah rawa.  Dengan kemampuan seperti ini  sapi  Bali  dapat  bertahan dengan baik di daerah transmigrasi.  Di lain pihak sapi lain seperti  Sapi PO (Peranakan Ongole) tidak dapat bertahan dalam kondisi dimana rumput  tidak tersedia.

2.  Salah satu dari sedkit bangsa sapi di dunia yang warna kaki bagian  bawah dan daerah seputar pantatnya berwarna  putih

Warna sapi Bali sangat unik dan menarik.  Baik sapi jantan mapun sapi betina  memiliki warna putih di kaki bagian paling bawah  (seperti kaos kaki putih) dan  bagian pantatnya, sedangkan warna bagian tubuh lainnya adalah merah bata  (betina) dan merah kehitaman (jantan).  Pemunculan pola warna seperti ini  dikontrol oleh gen pengatur pola warna yang hanya terdapat pada sapi Bali.

3.  Satu-satunya sapi domestik yang warna jantan dan betinanya sama pada saat  lahir tapi berbeda pada saat dewasa kelamin

Pada saat lahir sampai menjelang dewasa kelamin, sapi Bali jantan dan betina  memiliki pola warna dan warna yang sama, yaitu merah bata dengan bagian kaki  bawah dan daerah  sekitar pantat yang berwarna putih.  Setelah memasuki  masa  dewasa kelamin, sapi jantan berubah warnanya menjadi merah kehitaman dengan  ujung kaki dan pantat tetap berwarna putih.  Perubahan warna ini disebabkan oleh  mulai aktifnya hormon jantan.  Dalam istilah genetika fenomena ini dikenal  sebagai ”sexual dimorphism”  yaitu suatu keadaan dimana kita dapat membedakan  dengan jelas antara jantan dengan betina karena adanya perbedaan yang mencolok,  baik dari segi warna maupun ukurannya.

4. Satu-satunya sapi domestikasi yang nenek moyangnya masih hidup

Berdasarkan  hasil penelitian yang intensif, sampai saat ini belum ada satu  penelitian yang dapat menggugurkan teori yang menyatakan  bahwa sapi Bali  merupakan keturunan langsung dari Banteng yang pada saat ini masih hidup dan  dapat kita jumpai  di Taman Nasional di Ujung Kulon dan Baluran.  Kebanyakan  bangsa sapi di dunia, nenek moyangnya sudah punah.  Kodisi sapi Bali yang  unik   ini membuka peluang bagi pembuktian teori evolusi dan sejarah domestikasi  ternak.  Karena keunikannya ini, maka sapi Bali menurut taksonomi digolongkan  sebagai bangsa sapi tersendiri, yaitu Bos sondaicus  atau Bos javanicus   yang  berbeda dengan Bos taurus (sapi Eropa) dan Bos indicus (sapi Asia Timur).   Sedangkan Banteng pun digolongkan sebagai bangsa sapi tersendiri, yaitu Bos  banteng

5.    Satu-satunya sapi di dunia yang memiliki pita haemplobin ? bali X sebagai  penciri khasnya

Keunikan sapi Bali ini telah banyak diteliti oleh peneliti Indonesia dan  Jepang.  Salah satu hasil yang paling menonjol adalah keunikan haemoglobin  darahnya jika dibandingkan dengan bangsa sapi lain di dunia, karena hanya sapi  Bali yang memiliki jenis haemoglobin ?Bali 

6.  Satu-satunya sapi yang memiliki penanda  HEL9 dan  INRA35 DNA mikrosatelit  sebagi penciri khas bangsanya

Disamping pita haemoglobin ?Bali  yang khas, berdasarkan hasil analisa DNA sapi  Bali, sapi Bali juga memiliki penciri khusus yang tidak dimiliki oleh bangsa  sapi lain di dunia, yaitu marker DNA mikrosatelit HEL9 dan INRA035.  Hasil  analisa DNA ini menegaskan kembali bahwa sapi Bali ini merupakan Bangsa sapi  yang sangat unik.


7. Satu-satunya bangsa sapi yang memiliki penyakit khusus, yaitu Jembrana

Keunikan sapi Bali ini kembali ditegaskan dengan adanya penyakit khas yang hanya  menyerang sapi Bali, yaitu penyakit Jembrana.  Penyakit ini dicirikan dengan  pendarahan yang akut dan menyebabkan kematian.  Sampai saat ini belum ditemukan  cara pengobatan yang tepat  untuk mengatasi penyakit ini, akan tetapi untungnya  kejadian penyakit ini sangat jarang dan dapat dicegah dengan cara memperbaiki  manajemen pemiliharaan. 


Berdasarkan keunggulan sapi Bali tersebut, sudah jelas bahwa sapi Bali ini  merupakan warisan nenek moyang kita yang sangat berharga.  Sapi Bali tidak saja  merupakan bangsa sapi yang unik di dunia, akan tetapi dapat juga  dijadikan  andalan dalam pemenuhan kebutuhan daging nasional.  Kualitas daging sapi Bali  yang rendah kadar lemak dan kolesterolnya dibandingkan dengan bangsa sapi lain,  menjadikan daging sapi Bali ramah bagi kesehatan kita.  Disamping itu daging  sapi Bali ini sangat cocok dengan resep masakan tradisional.  

Sayangnya kebanggaan seperti ini  tidak dimiliki oleh sebagaian pihak pengambil  keputusan.  Sebagai contoh  dalam lima tahun terakhir, ratusan sapi Bali bibit  baik betina maupun jantan telah diekspor ke Malaysia dengan alasan yang sangat  sederhana, yaitu ingin mendapatkan dollar dan kebanggaan ”semu” bahwa kita telah  berhasil mengekspor sapi ke luar negeri . Padahal kondisi yang sesunguhnya  adalah kita masih kekurangan  daging dan harus mengimpor dalam jumlah yang  sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging nasional.   Disamping itu ribuan  dosis semen beku sapi Bali  telah  diekspor.  


Beberapa waktu yang lalu penulis mendapat kesempatan melihat-lihat sapi Bali  tersebut di Malaysia.  Rasanya harga diri ini terkoyak, sebab dengan manajemen  yang baik sapi-sapi ini dapat berkembang lebih baik  jika dibandingkan dengan  sapi Bali yang kita perlihara.  Apabila hal ini terus dibiarkan, maka dalam  kurun waktu 20 tahun ke depan mungkin kita harus mengimpor sapi Bali dari  Malaysia untuk memenuhi kebutuhan daging nasional. 


Ditinjau dari segi konservasi dan strategi bisnis nasional, semua negara yang  menggantungkan perekonomiannya pada peternakan tidak akan  pernah mengekspor  sapi bibit murni yang dimilikinya ke negara lain.  Sapi  hidup yang diekspor  pada umumnya bukan sapi bibit, melainkan sapi yang khusus untuk dipotong.

Beberapa waktu  yang lalu Pemerintah Daerah Propinsi Bali yang telah membuat  Surat Keputusan bahwa sapi Bali merupakan sapi yang dilindungi dan perlu dijaga  kelestariannya.  Tindakan ini  perlu kita acungkan jempol, sebab   langkah  konkrit seperti ini merupakan salah satu bentuk konservasi yang dikaitkan dengan  budaya setempat yang sangat dianjurkan oleh FAO.

Kebanggaan kita sebagai ”pemilik” sapi Bali akan segera sirna apabila kita tidak  dapat memelihara, mengembangkannya  serta melestarikan warisan ini dengan baik.   Jangan sampai suatu saat nanti kita  mengatakan ”...Cucuku, dulu waktu kakek  masih kecil sapi Bali ini banyak berkeliaran disini, sekarang .......... kita  harus pergi ke negara lain  untuk sekedar melihatnya.....”.

*) Guru Besar Pemuliaan dan Genetika FAPET IPB

Sumber : 
http://lppm.ipb.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1639:tujuh-keajaiban-sapi-bali&catid=38:warta-iptek&Itemid=50

Read more...

Senin, 26 Desember 2011

Mari belajar Mengenai Domba

0 komentar
Hello semuanya, saya sedikit membahas mengenai Domba atau biasa disebut Biri-biri, domba ini ada banyak jenisnya seperti yang dibahas disini yaitu seperti Domba Garut, Batur, Texel/Dombos, Kibas, Gembel, dsb. Dengan semakin banyaknya (kuantitas) dan semakin mampu-nya (kualitas) peternak melakukan penyilangan sendiri, maka saat ini sebenarnya semakin sulit menentukan jenis domba. Namun demikian disini akan diuraikan secara singkat jenis-jenis domba yang ada di Indonesia (beredar di pasaran). Mari yuk dibaca.

1. Domba Garut (Domba Priangan)

Menurut para pakar domba seperti Prof. Didi Atmadilaga dan Prof. Asikin Natasasmita, bahwa Domba Garut merupakan hasil persilangan segitiga antara domba lokal (asli Indonesia), Domba Cape/Capstaad (Domba Ekor Gemuk atau Kibas) dari Afrika Selatan dan Domba Merino dari Asia Kecil. Yang dibentuk kira-kira pada pertengahan abad ke 19 (±1854) yang dirintis oleh Adipati Limbangan Garut. Sekitar 70 tahun kemudian yaitu tahun 1926 Domba Garut telah menunjukan suatu keseragaman, misalnya bentuk tanduk yang besar melingkar diturunkan dari Domba Merino.
Pada awalnya domba priangan atau domba garut ini berkembang di Priangan (Jawa Barat), terutama di daerah Bandung, Garut, Sumedang, Ciamis, dan Tasikmalaya. Namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Domba ini dipelihara selain sebagai domba potong atau domba pedaging, juga dipelihara sebagai domba aduan.
Ciri-ciri domba garut :
-Bertubuh besar dan lebar, lehernya kuat, dahi konveks.
-Domba priangan jantan memiliki tanduk besar dan kuat, melengkung ke belakang berbentuk spiral, dan pangkal tanduk kanan dan kiri hampir menyatu. Sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk, panjang telinga sedang, dan terletak di belakang tanduk.
-Domba jantan mempunyai berat 40-80 kg, sedangkan betina 30-40 kg.
-Kadang-kadang dijumpai adanya domba tanpa daun telinga.
Keunggulan domba priangan ini adalah kulitnya merupakan salah satu kulit dengan kualitas terbaik di dunia, selain itu dengan leher yang kokoh dan tubuh yang besar, kuat, domba ini sesuai untuk domba aduan. Keunggulan lainnya adalah penghasil daging yang sangat baik dan mudah dipelihara.
2. Domba Texel Wonosobo (Dombos)
Domba Texel atau juga dikenal dengan nama Dombos yang artinya Domba Texel Wonosobo. Pada bulan Juli 2009, peternak di Lampung Timur mendatangkan 75 ekor betina dan 1 pejantan domba Texel yang didatangkan dari daerah Dieng Wonosobo, dan ternyata dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik di daerah Lampung Timur yang bersuhu panas.
Pada tahun 1954/1955 Pemerintah mendatangkan 500 ekor Domba Texel dari Belanda dan dialokasikan ke beberapa daerah di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah (Baturaden Banyumas dan Tawangmangu Solo) dan Jawa Timur, tetapi daerah tersebut tidak mampu mengembangkannya. Akhirnya tahun 1957, dipindahkan ke Daerah Wonosobo. Ternyata penduduk Wonosobo mampu mengembangkan Domba Texel tersebut, akhir tahun 2006 populasi mencapai 8.753 ekor. Domba Texel mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan dari domba jenis lain yaitu : Mempunyai bulu wol yang keriting halus berbentuk spiral berwarna putih yang menyelimuti bagian tubuhnya kecuali perut bagian bawah, keempat kaki dan kepala. Postur tubuh tinggi besar dan panjang dengan leher panjang dan ekor kecil.
Domba Texel tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging. Bobot badan dewasa jantan dapat mencapai 100 kg dan yang betina 80 kg dengan karkas sekitar 55 %. Dalam penggemukkan secara intensif dapat menghasilkan pertambahan berat badan 265 – 285 gram/hari. Masyarakat Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah telah banyak merintis usaha penggemukan intensif terhadap Domba Persilangan Texel dengan Domba Lokal, yang menghasilkan keuntungan memadai. Di samping itu Domba Texel dapat menghasilkan bulu wool berkualitas sebanyak 1000 gram/ekor/tahun, yang dapat diolah sebagai komuditas yang mempunyai nilai tambah. Di pedesaan Wonosobo yang potensial Domba texel telah dirintis industri rumah tangga yang mengolah bulu wool Domba Texel.
Domba Texel tergolong ternak yang cepat berkembang biak, dapat beranak pertama kali pada umur 15 bulan dan selanjutnya dapat melahirkan setiap delapan bulan. Anak pertama cenderung tunggal dan anak berikutnya kadang-kadang kembar dua. Domba Texel mempunyai karakter genetik yang cenderung dominan. Di Kabupaten Wonosobo, Domba Texel telah banyak memberi kontribusi genetik terhadap domba-domba lokal melalui proses kawin silang, menghasilkan domba domba persilangan yang potensial sebagai penghasil daging.
Kendala pengembangan Domba Texel justru karena tingginya permintaan dari luar daerah yang disinyalir untuk di ekspor ke Malaysia. Hal ini sebenarnya meningkatkan pamor dan nilai harga Domba Texel itu sendiri, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak dan pedangan Domba Texel. Namun di sisi lain, bila pengeluaran ke luar daerah tak dikendalikan, bisa mengancam terjadinya pengurasan ternak. Kendala lain, perkembang biakan Domba Dexel masih tergantung pada kawin alam, berhubung belum terdapatnya Produsen Frozen semen Domba Texel.
Pemerintah telah berupaya melestarikan Domba Texel melalui Program Village Breeding Centre (VBC) Domba Texel yang meliputi kegiatan pendataan, droping Domba Texel Gaduhan Pemerintah, sosialisasi dan promosi pelestarian maupun teknik budidaya serta pelatihan pengolahan bulu, kulit dan daging Domba Texel.
3. Domba Batur Banjarnegara (Domas)

Domba Batur (atau Domas) sebenarnya merupakan domba hasil persilangan dari domba lokal yaitu domba Ekor Tipis (Gembel), domba Suffolk dan domba Texel. Pada 1984, kelompok tani ternak di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, berusaha menyilangkan domba bantuan presiden dengan domba lokal. Persilangan domba asal Tapos dan domba lokal menghasilkan keturunan yang oleh warga dinamai domba Batur atau Domas.Pada awalnya berkembang di daerah Banjarnegara dan menjadi ikon Banjarnegara, dan sejak tahun 2009 mulai berkembang di beberapa daerah Jawa dan Sumatera. Domba batur jantan maupun betina adalah tipe domba potong yang merupakan penghasil daging yang baik.
Ciri-ciri Domba Batur :
-Tubuhnya besar dan panjang.
-Kaki cenderung pendek dan kuat.
-Domba jantan maupun betinanya tidak memiliki tanduk.
-Kulitnya relatif lebih tipis dibandingkan domba garut, kibas, atau gembel, namun bulunya tebal.
-Warna bulu dominan putih dan menutupi seluruh tubuhnya hingga bagian muka domba.
Keunggulan utama domba Batur ini adalah berat badannya. Untuk domba jantan dewasa berkisar antara 90-140 kg dan domba betina 60-80 kg, serta tinggi badan domba jantan dapat mencapai 75 cm dan tinggi domba betina 60 cm. Domba Batur ini memang istimewa montok/gemuk, pada umur dua tahun domba jantan umumnya sudah bisa mencapai bobot 100 kg dan betina 80 kg. Bahkan, domba jantan yang bagus dapat mencapai bobot 140 kg. Domba dengan bobot seperti ini biasanya dijadikan pejantan. Proporsi dagingnya (bukan karkas yang masih bertulang) juga tinggi. Dagingnya lebih empuk dan lemaknya lebih tinggi. Untuk sate lebih bagus.
Domba Batur mulai dapat dikawinkan pada umur 8 bulan saat si betina mencapai bobot 50—60 kg. Satu ekor pejantan mampu mengawini 10 ekor betina. Betina bunting selama lima bulan dan rata-rata jumlah anaknya 1,5 ekor per kelahiran.

4. Domba Ekor Tipis (Domba Gembel)

Domba ekor tipis dikenal sebagai domba asli Indonesia dan sering disebut Domba Gembel, dalam Bahasa Inggris disebut Javanesse Thin-Tailed sheep. Pada awalnya domba ini berkembang di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Ciri-ciri domba ekor tipis :
-Termasuk golongan domba berperawakan kecil, dengan berat badan domba jantan 30-40 kg dan domba betina 15-20 kg.
-Bulu wolnya gembel berwarna putih dominan dengan warna hitam di sekeliling mata, hidung, dan beberapa bagian tubuh lain.
-Ekornya tidak menunjukkan adanya desposisi lemak.
-Telinga umumnya medium sampai kecil dan sebagian berposisi menggantung.
-Domba jantan memiliki tanduk melingkar, sedangkan yang betina umumnya tidak bertanduk.
Keunggulan domba ekor tipis ini adalah bersifat prolific (dapat melahirkan anak kembar 2-5 ekor setiap kelahiran), mudah berkembang biak dan tidak dipengaruhi musim kawin, serta mampu beradaptasi pada daerah tropis dan makanan yang buruk.
5. Domba Ekor Gemuk (Domba Kibas)

Domba Ekor Gemuk dikenal juga dengan nama Domba Kibas (di Jawa), juga dikenal sebagai domba Donggala (di Sulawesi Selatan). Domba ini berasal dari Asia Barat atau India yang dibawa oleh pedagang bangsa Arab pada abad ke-18. Pada sekitar tahun 1731 sampai 1779 pemerintah Hindia Belanda telah mengimpor domba Kirmani, yaitu domba ekor gemuk dari Persia.Pada awalnya domba Ekor Gemuk berkembang di Jawa Timur, Madura, Sulawesi, dan Nusa Tenggara (terutama di Lombok). Namun saat ini sudah berkembang di seluruh Indonesia. Domba ini beradaptasi dan tumbuh lebih baik di daerah beriklim kering.
Ciri-ciri domba ekor gemuk :
-Bentuk badannya sedikit lebih besar daripada domba lokal lainnya.
-Berat domba jantan mencapai 40-60 kg, sedangkan domba betina 25-50 kg.
-Tinggi badan pada jantan dewasa antara 52 – 65 cm, sedangkan pada betina dewasa 47 – 60 cm.
-Warna bulu wolnya putih dan kasar.
-Ekor yang besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil karena tidak terjadi penimbunan lemak. Cadangan lemak di bagian ekor berfungsi sebagai sumber energi pada musim paceklik.
-Dada terlihat serasi dan kuat seperti bentuk perahu, ke empat kakinya kalau jalan agak lamban karena menanggung berat badan dan ekornya yang gemuk.
-Umumnya domba jantan tidak bertanduk dan hanya sedikit yang mempunyai tanduk kecil, sedangkan yang betina tidak bertanduk.
-Keunggulan Domba Domba ekor gemuk ini adalah tahan terhadap panas dan kering.
6. Domba Hampshire

Domba Hampshire dikembangkan di daerah Hampshire, Inggris, pada abad ke-19 melalui persilangan antara domba Southdown jantan dengan domba betina keturunan Wiltshire Horn dan Berkshire Knot.
Ciri-ciri Domba Hampshire :
-Wajah berwarna gelap
-Bulu panjang dan tebal berwarna coklat.
-Telinga agak melengkung.
-Kaki berwarna hitam dan tidak ditutupi wol
7. Domba Polwarth

Domba Polwarth merupakan tipe dual-purpose, dikembangkan di Victoria, Australia sejak tahun 1880. Merupakan persilangan antara Merino (75%) dan Lincoln (25%). Domba Polwarth memiliki tubuh yang besar, tegap, pemeliharaannya mudah dan memiliki produktivitas wool yang tinggi dengan serat bulu berdiameter antara 22-25 mikron.

8. Domba Portland

Domba Portland berasal dari Inggris dan merupakan salah satu breed Dorset. Bertubuh kecil dan dipenuhi oleh wool kecuali pada bagian wajah dan kaki bagian bawah yang berwana kecoklatan. Domba yang baru lahir berwarna dan berwarna agak keputih-putihan atau abu-abu selama beberapa awal bulan kehidupan. Tanduk muncul setelah dewasa dan berbentuk spiral.

9. Domba Rambouillet

Domba Rambouillet berasal dari Prancis disebut juga Merino Prancis. Domba Rambouillet merupakan tipe dwiguna.
Ciri-ciri Domba Rambouillet :
-Badan besar, dalam, lebar dan padat dengan tulang-tulang yang kuat.
-Kepala tegak.
-Domba jantan bertanduk besar sedangkan betina tidak bertanduk

10. Domba Norwegia (Villsau)

Domba Norwegia merupakan domba primitif yang hidup di daerah Norwegia dan Skandinavia. Memiliki muka yang kecil dengan kaki yang bagus dan bulu yang berwarna hampir putih sampai keabu-abuan, cokelat gelap dan hitam. Berat jantan dewasa sekitar 43 kg dan betinanya 32 kg.

11. Domba Southdown

Domba Southdown berasal dari Inggris dan merupakan tipepedaging.
Ciri-ciri Domba Southdown :
-Tubuh kecil, lebar dan dalam, bentuk bulat, daging padat dan kaki pendek.
-Garis punggung lurus, leher pendek dan tebal.
-Telinga pendek dengan ujung bulat dan tidak bertanduk.
Nah sudah dibahas sedikit kan mengenai beberapa ciri-ciri, asal usul dan keunggulan, dari domba di Indonesia semoga bermanfaat J. (snd)

Sumber :

*http://dompi.co.id/_dompi.php?_i=jenis-domba
*http://www.saungdomba.com/artikel-domba-garut/245-mari-belajar-mengenai-domba
Read more...

Selasa, 20 Desember 2011

KERTAS : Kunjungan ke KUD BATU

0 komentar
Malang, 18 Juni 2011, Kelompok Ternak Besar IMPROVE UB mengadakan kunjungan lapangan ke KUD BATU. Acara yang diikuti 22 orang anggota KERTAS tersebut sempat diwarnai kegejean karena ternyata kami salah tempat, seharusnya tempat pengolahan yang menjadi tujuan kami yang terletak Beji Batu, namun kami datang ke KUD yang jl. Diponegoro, alhasil kami harus balik arah. Sesampainya disana kami disambut oleh Pak Winarno selaku humas KUD BATU. Kami diberi penjelasan mengenai profil KUD BATU dan alur pengolahan susu. Setelah diskusi selesai kami diajak untuk melihat proses pengolahan dari lantai 2 KUD BATU. Kami dapat melihat tabung-tabung besar, beberapa terbuka sehingga kami dapat melihat susu berwarna coklat, merah muda, hijau sedang diaduk. Kemudian didekat tabung tersebut salah satu petiugas mempersiapkan gelas-gelas untuk kemasan dan beberapa orang diantara lain memunguti kemasan susu cup yang siap dijual.

Setelah itu kami diajak, melihat proses pembuatan konsentrat yang didistribusikan kepada peternak anggota KUD BATU. Konsentrat yang dibuat oleh KUD ini terdiri dari 9 bahan yan campur dengan perbandingan tertentu kemudian diaduk pada alat khusus.Setelah itu kami kembali ke ruang tamu untuk melanjutkan diskusi. Setelah diskusi selesai, Yosia Arauna selaku pimpinan rombongan menyerahkan vandel ke Pak Winarno sebagai ucapkan terimakasih dari kami. Tak lupa kami berfoto bersama sebelum pulang.

Kunjungan ini sebenarnya telah dipersiapkan jauh-jauh hari namun karena kesibukan kegiatan akademik sehingga terkesan banyak celah yang harus kami perbaiki kedepannya nanti. Semoga di kunjungan selanjutnya dapat lebih baik. Viva Veteriner (ps).



Read more...

KERTAS : Kunjungan ke AGRIRANCH

0 komentar
Sabtu, 28 Mei 2011 Divisi Kelompok Ternak Besar (KERTAS) IMPROVE UB melakukan kunjungan ke Agriranch. Tiga puluh mahasiswa anggota KERTAS telah bersiap sejak 06.30 lengkap dengan jas OC kebanggaan Universitas Brawijaya berkumpul di depan KPRI UB. Kemudian bergabung bersama dengan teman-teman KESPER yang kebetulan juga akan melakukan Goes to RPA Surabaya di depan gedung E Pasca Sarjana. Setelah sambutan dari Ketua Umum IMPROVE Diki Firmansyah (0811310015) dan briefing para peserta kunjungan menuju Agriranch menggunakan sepeda motor.

Penjelasan Awal pak Alex dari AGRIRANCH
Sekitar dua puluh menit rombongan sampai di lokasi. Kami disambut dengan sangat ramah oleh Pak Alex di selasar kantor. Kemudian acara dibuka oleh Afwan Fitra Asyifak (105130101111002) selaku pimpinan rombongan, Pak Alex kemudian menjelaskan mengenai Agriranch. Agriranch adalah suatu perusahaan peternakan domba yang berlokasi di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Budidaya domba yang dilakukan oleh Agriranch meliputi Breeding dan Fattening. Sebagai upaya untuk mengembangkan usaha breeding domba, Agriranch mempunyai keterbatasan salah satunya adalah lahan, sehingga melakukan bekerjasama dengan peternak melalui pola kemitraan saling menguntungkan.Setelah menjelaskan beberapa kendala dan hambatan mengenai kesehatan domba dan manajemen peternakan, rombongan dibagi menjadi dua kelompok untuk diajak berkeliling kandang.

Kelompok pertama bertugas mencatat dan bertanya mengenai kesehatan domba dan segala macam penyakit. Sedangkan kelompok kedua bertugas mengamati manajemen perternakan. Asisten kandang yang ramah dan ahli membantu kami belajar banyak hal pagi itu. Setelah sekitar tiga puluh menit berkeliling, rombongan kembali ke selasar. Selanjutnya diskusi mengenai banyak hal dimulai. Tepat pukul 10.30 diskusi berakhir yang ditutup oleh Hendra Legatawa (0911310014) serta pemberian cenderamata.

Kunjungan tidak berhenti hingga hari itu saja, setiap kelompok peserta diwajibkan membuat laporan berupa makalah dan ppt yang dipresentasikan pada pertemuan KERTAS selanjutnya. Laporan tersebut sekaligus membagi ilmu yang didapat pada kunjungan kepada seluruh anggota KERTAs yang tidak beruntung mengikuti kunjungan. Semoga kunjungan sejenis ini dapat rutin dilakukan dan dapat mengajak 103 orang anggota KERTAS IMPROVE UB. Viva Veteriner (ps).


Read more...

Forum Sharing Kertas dengan KMTB Unair

0 komentar
Malang. Sabtu 26 Maret 2011, Kelompok Ternak Besar (KERTAS) Improve PKH-UB mendatangi kolega Kelompok Minat Ternak Besar Unair yang sedang melakukan diklat di Balai Besar Inseminasi Buatan. Kami disambut dengan sangat baik oleh para pengurus KMTB Unair. Setelah saling memperkenalkan diri sharing keorganisasian dengan penuh keakraban. Perbincanganpun berhenti seiring turunnya hujan. Semoga forum ini dapat terus dijaga dan saling belajar bersama mempersiapkan diri menjadi dokter hewan profesional. Viva Veteriner (ps).

Suasana diskusi

Read more...

Grand Opening Improve dan Pelatikan Anggota

0 komentar

Dalam rangka regenerasi anggota Ikatan Minat Profesi Veteriner (IMPROVE) PKH-UB mengadakan Grand Opening Improve dan Pelatikan Anggota pada tanggal 26 Februari 2011 di Peternakan Kolega Furqon Adimas Y (0811310018) daerah Karangploso Malang. Acara yang diikuti mahasiswa sekitar 120 lebih  dimulai pukul 08.00 sampai 12.00. Acara yang dikemas menyerupai outbound dengan 10 pos tersebut diikuti para peserta dengan sangat antusias. Peserta dibagi dalam 10 kelompok dan bertugas mengerjakan perintah disetiap pos yang dilalui. Diakhir acara panitia memberikan 2 reward berupa buah semangka kepada Kelompok Dengan Yel Terbaik diperoleh kelompok Gorilla dan Kelompok Terbaik diperoleh oleh Kelompok Madrasin (ps).

Yel-yel Kelompok Madrasin
Yel-yel Kelompok Kintamanis
Yel-yel Kelompok Lebah








Read more...